Mengapa Yuan menguat? Melihat surplus perdagangan sebesar 1 triliun dolar AS sebagai permainan "pengubahan file" ekonomi Tiongkok

Data Rendah namun Mata Uang Kuat—Ada Rahasia di Baliknya

Offshore Renminbi (USD/CNH) akhir-akhir ini melakukan sesuatu yang bertentangan dengan logika: Pada bulan November, data ekonomi Tiongkok menunjukkan kinerja yang lemah, produksi industri dan penjualan ritel keduanya tidak sesuai ekspektasi, tetapi yuan justru semakin menguat, bahkan mendekati level psikologis 7.00 pada hari Rabu. Fenomena “ekonomi buruk, mata uang kuat” ini sedang mengubah persepsi pasar terhadap yuan.

Untuk memahami pergerakan ini, pertama-tama harus melihat sebuah fakta: Surplus perdagangan Tiongkok selama 11 bulan pertama sudah menembus angka 1 triliun dolar AS. Pendapatan devisa yang besar ini menjadi faktor utama yang mendukung ketahanan yuan. Pada saat yang sama, seiring ekspektasi penurunan suku bunga Federal Reserve (Fed) semakin jelas, dan indeks dolar melemah menembus level 102, arah dana global juga sedang berubah.

Saatnya Tukar Valas bagi Eksportir: Dari Menunggu ke Bertindak

Dalam dua tahun terakhir, selisih suku bunga AS-Tiongkok yang inverted membuat banyak perusahaan ekspor menimbun sejumlah besar posisi dolar AS. Tapi sekarang situasinya berbeda. Seorang trader valas senior di Shanghai mengungkapkan kondisi pasar yang sebenarnya: “Ketika kurs dari 7.10 turun ke 7.05, perusahaan mulai panik. Mereka takut jika tidak menukar dolar ke yuan sekarang, biaya saat membayar bonus akhir tahun akan lebih tinggi. Ekspektasi apresiasi ini, sedang mendorong penguatan yuan.”

Chris Turner, analis valas dari ING, secara langsung menyatakan: “Yuan kembali menjadi perhatian, inti dari sinyal ini adalah—data perdagangan mengirimkan pesan—eksportir sedang mencari level kurs yang lebih baik untuk merealisasikan keuntungan devisa.” Fenomena “menyesuaikan valas sesuai siklus” ini secara permukaan mendukung kekuatan jangka pendek yuan, tetapi di baliknya mengungkapkan masalah yang lebih dalam: ekonomi Tiongkok sangat bergantung pada ekspor, sementara permintaan domestik relatif lemah.

Isyarat Bank Sentral: Penguatan Bukan Kebetulan, Melainkan Strategi

Yang paling menarik adalah pendekatan Bank Rakyat Tiongkok (PBoC). Baru-baru ini, bank sentral melakukan sesuatu yang jarang—menetapkan kurs tengah USD/CNY di atas perkiraan model. Ini melanggar kebiasaan selama tiga tahun terakhir (biasanya di bawah untuk menjaga stabilitas kurs), dan secara jelas menyampaikan sinyal: Beijing ingin yuan secara bertahap menguat.

Analisis dari OCBC Bank menyoroti poin utama: “Ini adalah tindakan yang dipertimbangkan matang-matang, bertujuan mengarahkan yuan menuju jalur penguatan bertahap.” Dengan kata lain, PBoC tidak hanya merespons pasar secara pasif, tetapi secara aktif mengarahkan ekspektasi. Kejelasan sinyal kebijakan ini, jarang terlihat sebelumnya.

Strategi Besar di Balik Kekuatan Yuan: Mengubah Mesin Ekonomi

Mengapa bank sentral mendorong penguatan yuan? Secara permukaan terdengar agak aneh—ketika data ekonomi lemah, memilih menguatkan yuan, bukankah itu akan merugikan daya saing ekspor? Tapi jika dilihat dari sudut pandang strategis, kita bisa melihat kebenarannya.

Analisis dari Brown Brothers Harriman (BBH) secara tajam menyatakan: Penguatan yuan dapat membantu Tiongkok mengubah model pertumbuhan ekonomi dari “berorientasi ekspor” menjadi “berbasis konsumsi.” Yuan yang lebih kuat berarti barang impor menjadi lebih murah, daya beli rumah tangga meningkat, dan ini memberikan bantalan penting selama penyesuaian pasar properti saat ini.

Selain itu, penguatan mata uang juga membantu Tiongkok mengatasi biaya impor yang meningkat akibat inflasi global. Dari sudut industri, penguatan yuan juga memaksa perusahaan ekspor melakukan peningkatan nilai tambah produk—baling-baling meningkatkan kualitas produk, bukan hanya bersaing harga. Semua pertimbangan ini mengarah ke satu tujuan: mengubah struktur ekonomi.

Sinyal Bahaya: 7.00 Bukan Sekadar Level Psikologis

Namun, tidak semua orang menyambut penguatan yuan dengan antusias. Standard Chartered dan Goldman Sachs mengeluarkan peringatan yang tenang. Mereka menunjukkan bahwa level 7.00 adalah garis merah keuntungan bagi eksportir. Jika penguatan terlalu cepat dan besar, bisa malah mengikis daya saing ekspor, dan memicu perlambatan ekonomi yang lebih parah.

Institusi seperti Capital Economics juga menekankan bahwa Tiongkok tidak akan secara aktif melakukan devaluasi besar-besaran (yang bisa memicu ketidakstabilan finansial), tetapi harus menyeimbangkan antara daya saing ekspor dan penguatan yuan. Jika tekanan penguatan terlalu besar, bank sentral bisa kapan saja meningkatkan cadangan wajib devisa (RRR) atau memperkuat pengelolaan makroprudensial untuk menurunkan suhu pasar.

Variabel 2026: Siklus Dolar dan Selisih Suku Bunga AS-Tiongkok

Seberapa jauh dan seberapa cepat yuan bisa menguat tergantung pada beberapa variabel kunci. Dalam jangka pendek, pasar harus mengamati apakah bank sentral akan menyesuaikan langkah penetapan kurs tengah. Jika bank sentral menetapkan kurs tengah lebih tinggi untuk memperlambat penguatan, harga kurs bisa masuk ke zona konsolidasi.

Dalam jangka menengah hingga panjang, ING berpendapat bahwa jika Fed seperti yang diperkirakan akan menurunkan suku bunga dua kali lagi pada 2026, pelemahan dolar akan berlanjut, dan yuan berpotensi menguat lebih jauh, bahkan USD/CNH bisa turun di bawah 7.00. Tapi risiko juga ada: jika tarif perdagangan AS-Tiongkok meningkat (Goldman Sachs memprediksi skenario terburuk USD/CNY bisa naik ke 7.40-7.50), atau volatilitas komoditas global meningkat, jalur penguatan yuan bisa terganggu.

Sebaliknya, mata uang lain seperti lira Turki, dolar Taiwan, dan mata uang Asia lainnya juga dipengaruhi oleh siklus dolar, tetapi kebijakan Tiongkok lebih jelas arahnya, ini menjadi keunggulan tersendiri.

Esensi Saat Ini: Perdagangan Ekspektasi atau Perubahan Fundamental?

Saat ini, yang terjadi lebih mirip sebuah perdagangan ekspektasi. Dana internasional mulai menata posisi berdasarkan asumsi: dalam dua tahun ke depan, selisih suku bunga AS-Tiongkok akan menyempit, siklus dolar melemah, dan komunikasi kebijakan tetap stabil, yuan berpotensi secara bertahap menguat. Ini bukan taruhan satu arah, melainkan “pengisian posisi rendah” dengan risiko yang terkendali.

Bagi investor global, ini berarti mereka perlu memperbarui logika penilaian aset Tiongkok. Selain indikator pertumbuhan dan suku bunga tradisional, niat strategis dan tekad reformasi yang tercermin dari kebijakan mata uang menjadi variabel baru yang tak bisa diabaikan. Penguatan yuan bukan sekadar fluktuasi kurs, tetapi juga ujian terhadap perubahan struktur ekonomi Tiongkok.

Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
  • Hadiah
  • Komentar
  • Posting ulang
  • Bagikan
Komentar
0/400
Tidak ada komentar
  • Sematkan

Perdagangkan Kripto Di Mana Saja Kapan Saja
qrCode
Pindai untuk mengunduh aplikasi Gate
Komunitas
Bahasa Indonesia
  • بالعربية
  • Português (Brasil)
  • 简体中文
  • English
  • Español
  • Français (Afrique)
  • Bahasa Indonesia
  • 日本語
  • Português (Portugal)
  • Русский
  • 繁體中文
  • Українська
  • Tiếng Việt