19 Desember 2023 Bank of Japan menaikkan suku bunga, pertarungan nilai tukar segera akan dimulai—160 atau 150?

Pergerakan Bank Sentral Jepang sedang mempengaruhi saraf pasar keuangan global. Keputusan suku bunga pada tanggal 19 bulan ini akan menjadi momen kunci, tidak hanya menentukan nasib Yen Jepang, tetapi juga secara langsung mempengaruhi aliran dana aset berisiko seperti saham AS dan kripto.

Menurut ekspektasi pasar, Bank Sentral Jepang akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 0,75%, mencatat level tertinggi dalam tiga puluh tahun. Tetapi puncak sebenarnya dari drama ini bukanlah kenaikan suku bunga itu sendiri—karena kenaikan sudah sepenuhnya diantisipasi pasar—melainkan pernyataan dari Gubernur Bank Ueda dano tentang jalur kenaikan suku bunga di masa depan.

Ekspektasi kenaikan suku bunga sudah pasti, fokus beralih ke “isyarat”

Ekspektasi kenaikan suku bunga sendiri sudah tidak lagi menjadi pertanyaan. Yang benar-benar menjadi perhatian pasar adalah apakah Bank Sentral Jepang akan menaikkan perkiraan tingkat suku bunga netral mereka? Sebagian besar lembaga memprediksi bahwa bank mungkin akan menaikkan batas bawah tingkat suku bunga netral dari saat ini 1,0%. Jika mengikuti harga saat ini, suku bunga akan naik ke 1,0% sebelum September 2026.

Namun Nomura Securities berpendapat bahwa ekspektasi tersebut terlalu agresif. Inilah masalahnya—ketidakpastian jalur kenaikan suku bunga adalah pemicu utama volatilitas pasar.

Pertarungan “long” dan “short” USD/JPY

Perbedaan tren Yen di masa depan tergantung pada apakah Bank Sentral Jepang akan mengambil sikap “hawkish” atau “dovish”:

Skema kenaikan suku bunga dovish

Bank AS memperkirakan, jika bank cenderung bersikap moderat, USD/JPY akan tetap tinggi, bahkan melonjak ke 160 pada awal 2026. Ini berarti Yen akan terus melemah, arbitrase akan tetap menguntungkan, dan tekanan terhadap pasar saham AS serta kripto relatif lebih kecil. Target tahunan Bank AS adalah: 160 di kuartal pertama, 158 di kuartal kedua, 156 di kuartal ketiga, dan 155 di kuartal keempat.

Skema kenaikan suku bunga hawkish

Jika bank mengeluarkan suara hawkish, akan memicu pembelian kembali posisi short Yen, dan USD/JPY mungkin turun ke level 150. Namun pasar menganggap kemungkinan ini lebih kecil.

Pelajaran dari sejarah: “Black Swan” Juli 2024

Pada Juli 2024, Bank Sentral Jepang secara tak terduga menaikkan suku bunga sebesar 0,25%, langsung memicu reaksi berantai dari arbitrase. Yen melonjak, saham AS anjlok, dan Bitcoin jatuh—momen ini masih segar dalam ingatan.

Namun, dampak kenaikan suku bunga kali ini terhadap pasar seharusnya jauh lebih lembut. Ada dua alasan: Pertama, ekspektasi kenaikan suku bunga kali ini sudah sepenuhnya diantisipasi, sehingga tidak akan ada kejutan “Black Swan”; kedua, kebijakan stimulus fiskal besar-besaran dari pemerintah Jepang masih berjalan untuk mendukung Yen, membatasi penguatan Yen.

Ramalan “optimis” dari Nomura

Nomura Securities memiliki pandangan yang lebih optimis. Mereka menunjukkan bahwa depresiasi Yen sedang memberi tekanan pada politik domestik Jepang, dan pembuat kebijakan mungkin secara tidak langsung cenderung untuk membiarkan Yen menguat secara moderat. Selain itu, dengan menyempitnya spread suku bunga AS-Jepang, daya tarik arbitrase Yen akan berkurang secara signifikan.

Berdasarkan logika ini, Nomura memprediksi tren USD/JPY yang lebih agresif hingga 2026: 155 di kuartal pertama, 150 di kuartal kedua, 145 di kuartal ketiga, dan 140 di kuartal keempat.

Bagaimana trader harus merespons?

Kenaikan suku bunga hampir pasti akan terjadi, dan kuncinya adalah memahami bahwa ini bukan hanya masalah kebijakan bank sentral, tetapi juga penanda garis pemisah aliran dana global. Jika ekspektasi apresiasi Yen terkonfirmasi, posisi arbitrase akan menutup dan mempercepat aliran dana dari aset berisiko tinggi, sehingga tekanan terhadap saham AS dan kripto akan meningkat. Sebaliknya, jika Bank Sentral Jepang bersikap moderat, pola arbitrase saat ini akan tetap terjaga.

Pasar sudah menahan napas. Pada 19 Desember, jawaban akan terungkap.