提起 teknik analisis, banyak trader pemula tidak bisa lepas dari alat indikator kekuatan relatif ini. RSI (Relative Strength Indicator) karena sangat diperhatikan di pasar, karena menyajikan perbandingan kekuatan pembeli dan penjual secara sederhana dan intuitif. Memahami bagaimana RSI bekerja, menguasai arti sinyalnya, dapat secara signifikan meningkatkan kemampuan Anda dalam menangkap dinamika pasar.
Lalu, bagaimana penggunaan RSI secara spesifik? Apa arti divergence-nya? Bagaimana mengatasi masalah stagnasi? Artikel ini akan menjawab satu per satu, mulai dari pengenalan indikator kekuatan ini, secara bertahap menguasai teknik aplikasi praktisnya.
Mekanisme inti indikator kekuatan relatif
RSI (Relative Strength Indicator) adalah alat kuantitatif yang mengukur tingkat ketidakseimbangan kekuatan beli dan jual di pasar dalam waktu dekat. Ia membandingkan kenaikan dan penurunan harga aset dalam periode tertentu, secara akurat menggambarkan kemiringan suasana pasar.
Indikator kekuatan ini sangat populer karena logika perhitungannya sederhana dan mudah dipahami, tidak memerlukan latar belakang matematika yang rumit. Dibandingkan dengan indikator seperti MACD yang memerlukan perhitungan berlapis, RSI hanya melibatkan operasi dasar, sehingga pemula bisa cepat menguasainya. Yang lebih penting, RSI mampu secara efektif mencerminkan kekuatan dan kelemahan pasar, menjadi referensi kuat dalam menentukan waktu masuk dan keluar posisi.
Dalam software analisis teknikal, RSI biasanya ditempatkan bersamaan dengan indikator KD, MACD, dan alat lain di bawah grafik, membentuk satu set alat evaluasi kondisi pasar secara komprehensif.
Analisis logika perhitungan RSI
Proses perhitungan RSI tampak rumit, tetapi sebenarnya adalah operasi matematika yang sederhana dan intuitif. Intinya adalah membandingkan rata-rata kenaikan dan penurunan harga untuk mengkuantifikasi perubahan kekuatan pasar.
Langkah 1: Tentukan periode statistik
Biasanya digunakan periode 14 hari sebagai standar. Dalam 14 hari ini, jumlahkan semua kenaikan harga hari positif lalu bagi 14, hasilnya adalah “rata-rata kenaikan”; begitu juga, jumlahkan semua penurunan hari negatif lalu bagi 14, hasilnya adalah “rata-rata penurunan”.
Langkah 2: Hitung nilai kekuatan relatif
Bagi rata-rata kenaikan dengan rata-rata penurunan, hasilnya adalah “nilai kekuatan relatif” (RS).
Formula ini mengubah nilai RS menjadi indikator yang berkisar antara 0 sampai 100.
Rentang nilai RSI tetap di antara 0 dan 100, dengan dua batas kritis yang paling penting:
Area overbought (RSI > 70): Ketika RSI melewati 70, menunjukkan pasar mungkin sudah terlalu banyak membeli, ada tekanan koreksi harga.
Area oversold (RSI < 30): Ketika RSI turun di bawah 30, menunjukkan pasar mungkin sudah terlalu banyak menjual, ada potensi rebound harga.
Perlu diingat bahwa RSI bukan alat prediksi mutlak. Dalam tren yang kuat, indikator ini bisa mengalami fenomena “stagnasi”, sehingga sinyal overbought atau oversold bisa sementara tidak valid.
Divergence: sinyal peringatan sebelum pembalikan pasar
Divergence RSI adalah sinyal penting dalam analisis teknikal, yang menggambarkan ketidaksinkronan antara pergerakan harga dan indikator RSI. Secara spesifik, yaitu harga mencapai level tertinggi atau terendah baru, tetapi RSI tidak mampu mengikuti dan juga menunjukkan level tertinggi atau terendah baru, ini sering menandakan bahwa titik balik pasar sudah dekat.
Bentuk divergence utama terbagi menjadi dua:
Divergence puncak: sinyal bahaya saat kenaikan
Harga menembus level tertinggi sebelumnya, tetapi RSI malah menunjukkan pelemahan, bahkan tidak menyentuh level tertinggi sebelumnya. Ketidaksesuaian ini mengindikasikan kekuatan kenaikan sedang melemah. Contohnya, jika harga Bitcoin naik dari 70.000 USD ke 100.000 USD dan mencetak level tertinggi baru, tetapi RSI turun dari 82 ke 58, ini adalah divergence puncak yang khas. Saat ini, kekuatan kenaikan pasar tampak tidak cukup, harga berpotensi koreksi. Investor sebaiknya mulai mengurangi posisi atau menutup posisi.
Divergence dasar: peluang pembalikan saat penurunan
Harga menciptakan level terendah baru, tetapi RSI tidak ikut turun dan malah menunjukkan tanda-tanda dasar atau perlahan naik. Fenomena ini biasanya menandakan kekuatan jual mulai melemah, pasar berpotensi rebound. Investor bisa secara bertahap membuka posisi beli, menunggu harga berbalik naik.
Pembentukan divergence sering mencerminkan ketidakseimbangan emosi pasar yang ekstrem. Dalam proses ini, semua pihak berada dalam kondisi sangat tegang, dan setelah tekanan mencapai titik kritis, akhirnya terjadi ledakan emosi yang mendorong pembalikan harga.
Namun, perlu diingat bahwa divergence bukan sinyal pasti 100% benar. Dalam praktiknya, harus dikombinasikan dengan indikator lain dan kondisi pasar. Terutama dalam tren yang kuat, divergence bisa berlangsung cukup lama, sehingga diperlukan kesabaran menunggu konfirmasi sinyal sebelum mengambil tindakan.
Stagnasi RSI: kegagalan indikator dalam tren kuat
Kelemahan fatal dari indikator kekuatan ini adalah fenomena stagnasi di posisi tinggi. RSI stagnasi berarti indikator berada di zona overbought (>70) atau oversold (<30) dalam waktu lama, dan sensitivitasnya terhadap perubahan harga menurun secara drastis.
Biasanya, stagnasi RSI paling sering muncul dalam tren yang sangat kuat. Misalnya, saat pasar melonjak terus-menerus, RSI bisa bertahan di zona overbought untuk waktu yang lama, tampak seperti sinyal jual, tetapi pasar tetap melanjutkan kenaikan. Saat ini, sinyal overbought tradisional menjadi tidak berguna, dan pemula sering mengalami kerugian karena mengandalkan indikator ini.
Walaupun RSI stagnasi menunjukkan indikator sementara tidak efektif, trader tetap bisa mengatasinya dengan cara:
Gabungkan divergence dan analisis tren: Meski RSI berada di overbought atau oversold, tunggu konfirmasi tren berbalik sebelum bertindak, hindari melawan tren.
Gunakan indikator lain secara bersamaan: Kombinasikan dengan moving average, MACD, volume, dan alat lain untuk evaluasi kondisi pasar secara menyeluruh, bukan hanya bergantung pada RSI.
Sesuaikan periode parameter: Jika stagnasi sering mengganggu analisis, coba ubah periode perhitungan dari 14 hari menjadi 10 atau 20 hari agar lebih cepat merespons perubahan pasar.
Laksanakan manajemen risiko ketat: Saat stagnasi, hindari membeli saat harga melonjak atau menjual saat harga jatuh, tetapkan stop loss sebelumnya agar risiko tetap terkendali.
Penggunaan RSI secara multi-dimensi
Nilai praktis divergence
Walaupun divergence RSI adalah sinyal penting pembalikan tren, penggunaannya harus hati-hati. Ketika harga mencetak level tertinggi dan RSI malah melemah, ini menunjukkan kekuatan kenaikan mulai melemah, jadi mengurangi posisi atau menutup posisi adalah langkah yang bijak. Sebaliknya, jika harga mencetak level terendah dan RSI menguat, ini memberi sinyal rebound.
Namun, jika selama periode divergence RSI sering berfluktuasi di sekitar garis 50, ini menunjukkan pasar sedang dalam fase konsolidasi, kekuatan bullish dan bearish belum terlalu ekstrem, sehingga tidak akan memicu pergerakan harga yang tajam.
Garis tengah 50: batas antara bullish dan bearish
Garis 50 adalah batas penting RSI, yang memiliki arti lebih dari sekadar level overbought (70) dan oversold (30).
RSI > 50: kekuatan kenaikan mendominasi, tren cenderung positif, bisa dipakai garis tren untuk mencari peluang masuk.
RSI < 50: kekuatan penurunan mendominasi, tren cenderung negatif, perlu waspada terhadap risiko.
Ekstremalitas emosi yang terukur
Zona overbought dan oversold RSI secara visual menunjukkan tingkat ekstrem emosi pasar:
RSI > 80: pasar masuk ke kondisi overbought dalam, risiko koreksi harga meningkat secara signifikan.
RSI < 20: pasar masuk ke kondisi oversold dalam, peluang rebound harga muncul.
Dalam tren yang sangat kuat, sinyal ekstrem ini bisa tidak berlaku, sehingga perlu dikonfirmasi dengan tren dan indikator lain.
Resonansi multi-periode
Untuk mengatasi keterbatasan RSI pada satu periode, trader bisa mengatur beberapa RSI dengan periode berbeda, misalnya 6 hari, 12 hari, 24 hari. Ketika membentuk pola tertentu, sinyalnya menjadi lebih kuat:
Pola W: beberapa RSI berada di bawah garis 50 dan membentuk pola V rebound, menunjukkan kekuatan bearish melemah, potensi kenaikan pasar.
Pola M: beberapa RSI di atas garis 50 dan membentuk pola puncak, menunjukkan kekuatan bullish melemah, kemungkinan pasar berbalik turun.
Signifikansi crossover
Crossing antara RSI periode berbeda sering mengandung informasi pembalikan pasar:
Golden cross: RSI jangka pendek menembus ke atas RSI jangka panjang, menandakan momentum kenaikan mulai terkumpul, waktu yang tepat untuk masuk posisi.
Death cross: RSI jangka pendek menembus ke bawah RSI jangka panjang, menandakan kekuatan penurunan mulai menguat, waktu yang tepat untuk menutup posisi atau membuka posisi short.
Panduan praktis pengaturan parameter
Parameter RSI tidak mutlak harus tetap sama. Sesuaikan dengan gaya trading dan periode transaksi untuk hasil analisis yang lebih baik.
Pengaturan standar:
RSI 6 hari: sensitif, cocok untuk trading harian dan super short-term, cepat merespons perubahan pasar.
RSI 12 hari: seimbang, cocok untuk trader jangka menengah.
RSI 24 hari: lebih halus, cocok untuk investor jangka panjang.
Prinsip penyesuaian parameter:
Perpanjang periode (misalnya 14 atau 30 hari): RSI menjadi lebih halus, noise pasar terfilter, tetapi reaksi terhadap perubahan jangka pendek menjadi lambat. Cocok untuk mengikuti tren besar dan menghindari tergoda fluktuasi jangka pendek.
Perpendek periode (misalnya 3 atau 5 hari): RSI menjadi sangat sensitif, mampu menangkap pembalikan pasar dengan cepat. Cocok untuk trader yang ingin cepat masuk dan keluar, memanfaatkan peluang jangka pendek.
Memilih parameter RSI yang tepat harus disesuaikan dengan toleransi risiko dan ritme trading Anda. Pemula disarankan mulai dari standar 14 hari, lalu eksperimen di akun demo atau trading nyata untuk menemukan kombinasi terbaik.
Banyak platform trading menyediakan pengaturan RSI dan indikator lain yang mudah disesuaikan, serta kombinasi indikator. Melalui latihan dan evaluasi terus-menerus, Anda akan membangun sistem penggunaan RSI yang sesuai dengan gaya trading pribadi.
Ringkasan
Sebagai alat analisis teknikal klasik, RSI memiliki nilai karena mampu secara jelas mengkuantifikasi perbandingan kekuatan pasar antara bullish dan bearish. Menguasai arti divergence, stagnasi, serta menggabungkan analisis multi-periode dan multi-indikator, dapat meningkatkan keberhasilan pengambilan keputusan trading. Namun, ingatlah bahwa tidak ada indikator yang sempurna; RSI harus dikombinasikan dengan alat lain dan analisis tren agar dapat membuat keputusan yang lebih baik di pasar yang kompleks dan dinamis. Pembelajaran dan latihan berkelanjutan adalah jalan utama menjadi ahli analisis teknikal.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Panduan Lengkap Menggunakan RSI: Indikator Kekuatan Relatif dalam Pasar dari Nol
提起 teknik analisis, banyak trader pemula tidak bisa lepas dari alat indikator kekuatan relatif ini. RSI (Relative Strength Indicator) karena sangat diperhatikan di pasar, karena menyajikan perbandingan kekuatan pembeli dan penjual secara sederhana dan intuitif. Memahami bagaimana RSI bekerja, menguasai arti sinyalnya, dapat secara signifikan meningkatkan kemampuan Anda dalam menangkap dinamika pasar.
Lalu, bagaimana penggunaan RSI secara spesifik? Apa arti divergence-nya? Bagaimana mengatasi masalah stagnasi? Artikel ini akan menjawab satu per satu, mulai dari pengenalan indikator kekuatan ini, secara bertahap menguasai teknik aplikasi praktisnya.
Mekanisme inti indikator kekuatan relatif
RSI (Relative Strength Indicator) adalah alat kuantitatif yang mengukur tingkat ketidakseimbangan kekuatan beli dan jual di pasar dalam waktu dekat. Ia membandingkan kenaikan dan penurunan harga aset dalam periode tertentu, secara akurat menggambarkan kemiringan suasana pasar.
Indikator kekuatan ini sangat populer karena logika perhitungannya sederhana dan mudah dipahami, tidak memerlukan latar belakang matematika yang rumit. Dibandingkan dengan indikator seperti MACD yang memerlukan perhitungan berlapis, RSI hanya melibatkan operasi dasar, sehingga pemula bisa cepat menguasainya. Yang lebih penting, RSI mampu secara efektif mencerminkan kekuatan dan kelemahan pasar, menjadi referensi kuat dalam menentukan waktu masuk dan keluar posisi.
Dalam software analisis teknikal, RSI biasanya ditempatkan bersamaan dengan indikator KD, MACD, dan alat lain di bawah grafik, membentuk satu set alat evaluasi kondisi pasar secara komprehensif.
Analisis logika perhitungan RSI
Proses perhitungan RSI tampak rumit, tetapi sebenarnya adalah operasi matematika yang sederhana dan intuitif. Intinya adalah membandingkan rata-rata kenaikan dan penurunan harga untuk mengkuantifikasi perubahan kekuatan pasar.
Langkah 1: Tentukan periode statistik
Biasanya digunakan periode 14 hari sebagai standar. Dalam 14 hari ini, jumlahkan semua kenaikan harga hari positif lalu bagi 14, hasilnya adalah “rata-rata kenaikan”; begitu juga, jumlahkan semua penurunan hari negatif lalu bagi 14, hasilnya adalah “rata-rata penurunan”.
Langkah 2: Hitung nilai kekuatan relatif
Bagi rata-rata kenaikan dengan rata-rata penurunan, hasilnya adalah “nilai kekuatan relatif” (RS).
Langkah 3: Derivasi nilai RSI
RSI = 100 - (100 ÷ (1 + RS))
Formula ini mengubah nilai RS menjadi indikator yang berkisar antara 0 sampai 100.
Rentang nilai RSI tetap di antara 0 dan 100, dengan dua batas kritis yang paling penting:
Area overbought (RSI > 70): Ketika RSI melewati 70, menunjukkan pasar mungkin sudah terlalu banyak membeli, ada tekanan koreksi harga.
Area oversold (RSI < 30): Ketika RSI turun di bawah 30, menunjukkan pasar mungkin sudah terlalu banyak menjual, ada potensi rebound harga.
Perlu diingat bahwa RSI bukan alat prediksi mutlak. Dalam tren yang kuat, indikator ini bisa mengalami fenomena “stagnasi”, sehingga sinyal overbought atau oversold bisa sementara tidak valid.
Divergence: sinyal peringatan sebelum pembalikan pasar
Divergence RSI adalah sinyal penting dalam analisis teknikal, yang menggambarkan ketidaksinkronan antara pergerakan harga dan indikator RSI. Secara spesifik, yaitu harga mencapai level tertinggi atau terendah baru, tetapi RSI tidak mampu mengikuti dan juga menunjukkan level tertinggi atau terendah baru, ini sering menandakan bahwa titik balik pasar sudah dekat.
Bentuk divergence utama terbagi menjadi dua:
Divergence puncak: sinyal bahaya saat kenaikan
Harga menembus level tertinggi sebelumnya, tetapi RSI malah menunjukkan pelemahan, bahkan tidak menyentuh level tertinggi sebelumnya. Ketidaksesuaian ini mengindikasikan kekuatan kenaikan sedang melemah. Contohnya, jika harga Bitcoin naik dari 70.000 USD ke 100.000 USD dan mencetak level tertinggi baru, tetapi RSI turun dari 82 ke 58, ini adalah divergence puncak yang khas. Saat ini, kekuatan kenaikan pasar tampak tidak cukup, harga berpotensi koreksi. Investor sebaiknya mulai mengurangi posisi atau menutup posisi.
Divergence dasar: peluang pembalikan saat penurunan
Harga menciptakan level terendah baru, tetapi RSI tidak ikut turun dan malah menunjukkan tanda-tanda dasar atau perlahan naik. Fenomena ini biasanya menandakan kekuatan jual mulai melemah, pasar berpotensi rebound. Investor bisa secara bertahap membuka posisi beli, menunggu harga berbalik naik.
Pembentukan divergence sering mencerminkan ketidakseimbangan emosi pasar yang ekstrem. Dalam proses ini, semua pihak berada dalam kondisi sangat tegang, dan setelah tekanan mencapai titik kritis, akhirnya terjadi ledakan emosi yang mendorong pembalikan harga.
Namun, perlu diingat bahwa divergence bukan sinyal pasti 100% benar. Dalam praktiknya, harus dikombinasikan dengan indikator lain dan kondisi pasar. Terutama dalam tren yang kuat, divergence bisa berlangsung cukup lama, sehingga diperlukan kesabaran menunggu konfirmasi sinyal sebelum mengambil tindakan.
Stagnasi RSI: kegagalan indikator dalam tren kuat
Kelemahan fatal dari indikator kekuatan ini adalah fenomena stagnasi di posisi tinggi. RSI stagnasi berarti indikator berada di zona overbought (>70) atau oversold (<30) dalam waktu lama, dan sensitivitasnya terhadap perubahan harga menurun secara drastis.
Biasanya, stagnasi RSI paling sering muncul dalam tren yang sangat kuat. Misalnya, saat pasar melonjak terus-menerus, RSI bisa bertahan di zona overbought untuk waktu yang lama, tampak seperti sinyal jual, tetapi pasar tetap melanjutkan kenaikan. Saat ini, sinyal overbought tradisional menjadi tidak berguna, dan pemula sering mengalami kerugian karena mengandalkan indikator ini.
Walaupun RSI stagnasi menunjukkan indikator sementara tidak efektif, trader tetap bisa mengatasinya dengan cara:
Gabungkan divergence dan analisis tren: Meski RSI berada di overbought atau oversold, tunggu konfirmasi tren berbalik sebelum bertindak, hindari melawan tren.
Gunakan indikator lain secara bersamaan: Kombinasikan dengan moving average, MACD, volume, dan alat lain untuk evaluasi kondisi pasar secara menyeluruh, bukan hanya bergantung pada RSI.
Sesuaikan periode parameter: Jika stagnasi sering mengganggu analisis, coba ubah periode perhitungan dari 14 hari menjadi 10 atau 20 hari agar lebih cepat merespons perubahan pasar.
Laksanakan manajemen risiko ketat: Saat stagnasi, hindari membeli saat harga melonjak atau menjual saat harga jatuh, tetapkan stop loss sebelumnya agar risiko tetap terkendali.
Penggunaan RSI secara multi-dimensi
Nilai praktis divergence
Walaupun divergence RSI adalah sinyal penting pembalikan tren, penggunaannya harus hati-hati. Ketika harga mencetak level tertinggi dan RSI malah melemah, ini menunjukkan kekuatan kenaikan mulai melemah, jadi mengurangi posisi atau menutup posisi adalah langkah yang bijak. Sebaliknya, jika harga mencetak level terendah dan RSI menguat, ini memberi sinyal rebound.
Namun, jika selama periode divergence RSI sering berfluktuasi di sekitar garis 50, ini menunjukkan pasar sedang dalam fase konsolidasi, kekuatan bullish dan bearish belum terlalu ekstrem, sehingga tidak akan memicu pergerakan harga yang tajam.
Garis tengah 50: batas antara bullish dan bearish
Garis 50 adalah batas penting RSI, yang memiliki arti lebih dari sekadar level overbought (70) dan oversold (30).
RSI > 50: kekuatan kenaikan mendominasi, tren cenderung positif, bisa dipakai garis tren untuk mencari peluang masuk.
RSI < 50: kekuatan penurunan mendominasi, tren cenderung negatif, perlu waspada terhadap risiko.
Ekstremalitas emosi yang terukur
Zona overbought dan oversold RSI secara visual menunjukkan tingkat ekstrem emosi pasar:
RSI > 80: pasar masuk ke kondisi overbought dalam, risiko koreksi harga meningkat secara signifikan.
RSI < 20: pasar masuk ke kondisi oversold dalam, peluang rebound harga muncul.
Dalam tren yang sangat kuat, sinyal ekstrem ini bisa tidak berlaku, sehingga perlu dikonfirmasi dengan tren dan indikator lain.
Resonansi multi-periode
Untuk mengatasi keterbatasan RSI pada satu periode, trader bisa mengatur beberapa RSI dengan periode berbeda, misalnya 6 hari, 12 hari, 24 hari. Ketika membentuk pola tertentu, sinyalnya menjadi lebih kuat:
Pola W: beberapa RSI berada di bawah garis 50 dan membentuk pola V rebound, menunjukkan kekuatan bearish melemah, potensi kenaikan pasar.
Pola M: beberapa RSI di atas garis 50 dan membentuk pola puncak, menunjukkan kekuatan bullish melemah, kemungkinan pasar berbalik turun.
Signifikansi crossover
Crossing antara RSI periode berbeda sering mengandung informasi pembalikan pasar:
Golden cross: RSI jangka pendek menembus ke atas RSI jangka panjang, menandakan momentum kenaikan mulai terkumpul, waktu yang tepat untuk masuk posisi.
Death cross: RSI jangka pendek menembus ke bawah RSI jangka panjang, menandakan kekuatan penurunan mulai menguat, waktu yang tepat untuk menutup posisi atau membuka posisi short.
Panduan praktis pengaturan parameter
Parameter RSI tidak mutlak harus tetap sama. Sesuaikan dengan gaya trading dan periode transaksi untuk hasil analisis yang lebih baik.
Pengaturan standar:
Prinsip penyesuaian parameter:
Perpanjang periode (misalnya 14 atau 30 hari): RSI menjadi lebih halus, noise pasar terfilter, tetapi reaksi terhadap perubahan jangka pendek menjadi lambat. Cocok untuk mengikuti tren besar dan menghindari tergoda fluktuasi jangka pendek.
Perpendek periode (misalnya 3 atau 5 hari): RSI menjadi sangat sensitif, mampu menangkap pembalikan pasar dengan cepat. Cocok untuk trader yang ingin cepat masuk dan keluar, memanfaatkan peluang jangka pendek.
Memilih parameter RSI yang tepat harus disesuaikan dengan toleransi risiko dan ritme trading Anda. Pemula disarankan mulai dari standar 14 hari, lalu eksperimen di akun demo atau trading nyata untuk menemukan kombinasi terbaik.
Banyak platform trading menyediakan pengaturan RSI dan indikator lain yang mudah disesuaikan, serta kombinasi indikator. Melalui latihan dan evaluasi terus-menerus, Anda akan membangun sistem penggunaan RSI yang sesuai dengan gaya trading pribadi.
Ringkasan
Sebagai alat analisis teknikal klasik, RSI memiliki nilai karena mampu secara jelas mengkuantifikasi perbandingan kekuatan pasar antara bullish dan bearish. Menguasai arti divergence, stagnasi, serta menggabungkan analisis multi-periode dan multi-indikator, dapat meningkatkan keberhasilan pengambilan keputusan trading. Namun, ingatlah bahwa tidak ada indikator yang sempurna; RSI harus dikombinasikan dengan alat lain dan analisis tren agar dapat membuat keputusan yang lebih baik di pasar yang kompleks dan dinamis. Pembelajaran dan latihan berkelanjutan adalah jalan utama menjadi ahli analisis teknikal.