Belum lama ini data ekonomi AS mengirimkan sinyal yang halus.

Pertumbuhan PDB kuartalan melonjak ke 4,3%, sementara tingkat inflasi naik dari 2,1% menjadi 2,8%—angka-angka ini seharusnya tidak muncul bersamaan. Secara teori, jika pertumbuhan ekonomi yang kuat disertai kenaikan harga, bank sentral memiliki alasan untuk mempertahankan kebijakan ketat. Namun kenyataannya, Federal Reserve tetap melakukan pemotongan suku bunga tahun ini. Perhitungan politik di baliknya sangat jelas.

Yang menarik, pasar menunjukkan suaranya melalui tindakan nyata. Emas telah naik lebih dari 70% sejak awal tahun, perak bahkan berlipat ganda, sementara tingkat suku bunga jangka panjang tidak hanya tidak turun, tetapi terus meningkat. Fenomena ini biasanya menandakan apa? Kekhawatiran pasar terhadap inflasi di masa depan sama sekali belum mereda.

Ketika Presiden Federal Reserve saat ini masa jabatannya berakhir pada Mei tahun depan, proses pergantian kekuasaan akan menjadi lebih menarik untuk diamati. Setelah pemimpin baru mengambil alih, apakah nada kebijakan akan berbalik arah, ini sangat berpengaruh terhadap strategi alokasi aset kripto. ETH, SOL, dan mata uang utama lainnya sangat sensitif terhadap lingkungan likuiditas—ketika ekspektasi pasar beralih dari longgar ke tidak pasti, aksi alokasi risiko trader seringkali terjadi sebelum perubahan harga.

Dalam jangka pendek, performa kuat emas dan perak sudah menyampaikan pesan kepada kita: ekspektasi inflasi belum mereda, dan sentimen safe haven masih berkembang. Bagi investor kripto yang terbiasa mengejar aset risiko, ini menuntut penilaian yang lebih hati-hati terhadap posisi dan risiko eksposur mereka.