Belakangan ini, saat membuka aplikasi pasar apa pun, Anda akan melihat "Hitung Mundur Halving" dan "Halving pasti akan menyebabkan kenaikan besar". Suasana pasar telah dipupuk sedemikian rupa sehingga banyak orang mulai mempertimbangkan apakah mereka harus masuk sepenuhnya. Tapi jangan buru-buru bertindak. Saya telah berjuang di pasar ini selama bertahun-tahun, dan kesimpulan yang saya tarik adalah: Halving memang memiliki peluang, tetapi 99% investor ritel belum memahami apa yang tersembunyi di balik "perayaan" tersebut. Begitu mereka tersandung, dari makan daging langsung berubah menjadi dipangkas.

Mari kita bahas jebakan pertama. Banyak orang berpikir bahwa saat hari halving, pasokan akan berkurang dan harga akan langsung melonjak. Itu terlalu berlebihan. Pengurangan pasokan tidak langsung mempengaruhi harga secara instan, ini disebut "efek tertunda". Lihat data sebelumnya, setelah halving terakhir, harga tidak langsung naik, malah butuh waktu 23 hari baru benar-benar naik. Kenapa? Sederhananya, permintaan tidak cukup merespons. Pada hari halving, pasar akan melakukan pengambilan keuntungan—karena semua "berita baik" sudah terealisasi—permintaan jangka pendek tidak cukup, dan harga akan turun. Harus menunggu uang baru masuk, menampung pasokan yang sedikit ini, baru harga bisa benar-benar mulai bergerak.

Risiko kedua lebih tersembunyi. Secara kasat mata, data permintaan terlihat cukup baik, dalam 30 hari terakhir, volume transaksi di bursa utama meningkat 25%. Tapi jika Anda membongkar data tersebut, 60% dari volume itu adalah transaksi leverage, bukan pembelian spot nyata. Permintaan leverage seperti ini sangat jangka pendek dan rapuh. Ketika ada sedikit gejolak, dana leverage akan melakukan likuidasi besar-besaran, dan saat itu harga bisa langsung jatuh.