Bagaimana Institusi Melihat Pergerakan Yen Jepang? Prediksi Terbaru Morgan Stanley
Apakah yen Jepang benar-benar dapat menjadi target investasi? Mari kita lihat bagaimana Wall Street memandangnya. Laporan strategi terbaru Morgan Stanley menunjukkan bahwa, seiring munculnya tanda-tanda perlambatan ekonomi AS, jika Federal Reserve mengambil langkah menurunkan suku bunga secara berkelanjutan, yen terhadap dolar AS berpotensi menguat hampir 10% dalam beberapa bulan ke depan.
Analisis dari bank tersebut berpendapat bahwa saat ini kurs USD/JPY sudah menyimpang dari nilai wajarnya. Seiring penurunan hasil obligasi pemerintah AS yang mendorong penyesuaian nilai wajarnya, fenomena penyimpangan ini diperkirakan akan diperbaiki pada kuartal pertama 2026. Berdasarkan penilaian ini, Morgan Stanley memperkirakan USD/JPY akan turun ke sekitar 140 yen pada awal tahun depan, yang berarti investor yen berpotensi meraih keuntungan apresiasi yang signifikan.
Kesepakatan pasar sedang terbentuk: meskipun yen masih dalam tren depresiasi, nilai tukar saat ini mungkin sudah oversold. Dengan adanya tiga faktor utama yang mendorong pengaruh positif—intervensi otoritas moneter, kebijakan hawkish Bank of Japan, dan melemahnya tren dolar sendiri—tatanan penguatan yen jangka menengah sudah hampir pasti, yang memberi peluang masuk yang lebih baik bagi investor yen.
Mengapa Yen Menembus Level Terendah 34 Tahun? Gelombang Depresiasi selama 10 Bulan
Untuk menilai kelayakan investasi yen, kita harus memahami mengapa nilai tukarnya bisa melemah.
Sejak awal 2024, yen mengalami tren depresiasi selama sekitar 10 bulan. Kurs USD/JPY naik dari sekitar 140, dan pada November 2025 sudah mengalami depresiasi lebih dari 12%. Terutama sejak Oktober, USD/JPY menembus level 150 dan terus naik, bahkan pada November menembus 157, mencatat level terendah 34 tahun.
Gelombang depresiasi ini didorong oleh dua faktor utama:
Pertama, spread suku bunga Jepang dan AS terus melebar. Bank of Japan (BOJ) tetap bergulat antara kebijakan moneter longgar dan ketat, sementara Federal Reserve mempertahankan suku bunga tinggi, menyebabkan selisih suku bunga kedua negara semakin melebar. Dalam kondisi suku bunga rendah, aktivitas arbitrase meningkat—investor meminjam yen dengan suku bunga rendah di Jepang, lalu menginvestasikan di aset berimbal tinggi di AS, sehingga tren “jual yen, beli dolar” mendorong penguatan dolar terhadap yen.
Kedua, kekhawatiran terhadap kebijakan fiskal. Pemerintah Jepang yang dipimpin oleh Yoshihide Suga melaksanakan kebijakan fiskal agresif, menimbulkan kekhawatiran tentang keberlanjutan fiskal Jepang, yang memperbesar tekanan keluar modal. Menteri Keuangan Jepang baru-baru ini mengeluarkan “peringatan paling keras” terhadap tren nilai tukar, menandai bahwa pasar telah menunjukkan fluktuasi yang cepat dan satu arah, sebagai sinyal intervensi paling keras sejak September 2022.
Apakah Investasi Yen Menguntungkan? Faktor Kunci yang Perlu Dipertimbangkan
Masa depan yen sebagai target investasi yang menguntungkan tergantung pada tiga faktor utama berikut:
1. Sinyal Kebijakan Bank of Japan
Agar yen benar-benar berhenti melemah dan mulai menguat, hal terpenting adalah BOJ harus mengirimkan sinyal yang jelas dan tegas tentang normalisasi kebijakan moneter, termasuk jadwal kenaikan suku bunga yang terstruktur.
Mengenai langkah-langkah BOJ: pada Maret 2024, BOJ mengakhiri kebijakan suku bunga negatif, lalu pada Juli menaikkan suku bunga 15 basis poin menjadi 0,25%, namun setelah itu tidak melakukan perubahan selama sekitar enam bulan. Baru pada Januari 2025, BOJ mengambil keputusan besar dengan menaikkan suku bunga acuan hingga 0,5%, mencatat kenaikan terbesar sejak 2007. Keputusan ini didukung oleh inflasi inti CPI yang naik 3,2% secara tahunan dan kenaikan upah sebesar 2,7%.
Gubernur BOJ, Ueda Kazuo, dalam sidang parlemen menyatakan bahwa bank harus memperhatikan risiko pelemahan yen yang mengerek biaya impor dan secara keseluruhan meningkatkan inflasi. Pernyataan ini diartikan pasar sebagai sinyal bahwa Jepang mungkin akan memperketat kebijakan melalui kenaikan suku bunga—ini adalah kabar baik bagi investor yen.
2. Laju Penurunan Suku Bunga Federal Reserve
Seiring tanda-tanda perlambatan ekonomi AS semakin jelas, ekspektasi penurunan suku bunga Fed kembali meningkat. Ini akan menjadi pendorong utama penguatan yen. Ketika AS memulai siklus penurunan suku bunga, spread suku bunga AS-Jepang akan menyempit secara signifikan, mengurangi aktivitas arbitrase, dan mendukung penguatan yen.
3. Posisi Teknikal
Dalam jangka pendek, strategi “jual saat rally” USD/JPY masih relatif aman, dengan titik risiko di sekitar 156,70. Jika otoritas Jepang melakukan intervensi pasar atau rapat kebijakan bulan Desember menetapkan jalur kenaikan suku bunga, nilai tukar kemungkinan akan melejit turun secara drastis, dengan target di sekitar 150 atau bahkan lebih rendah.
Kerangka Penilaian Multidimensi Investasi Yen
Selain nilai tukar, indikator apa lagi yang harus diperhatikan investor?
Tren Inflasi (CPI)
Inflasi mencerminkan kenaikan harga barang dan jasa, berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat dan arah kebijakan. Saat ini Jepang masih termasuk negara dengan inflasi relatif rendah, tetapi jika inflasi terus meningkat, BOJ mungkin akan terpaksa menaikkan suku bunga untuk mengendalikan harga, yang mendukung penguatan yen. Sebaliknya, jika inflasi melambat, tidak ada desakan untuk mengubah kebijakan longgar saat ini, sehingga yen berpotensi melemah dalam jangka pendek.
Data Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan GDP dan indeks manajer pembelian (PMI) sangat penting. Jika data menunjukkan kekuatan, berarti ruang BOJ untuk mengencangkan kebijakan lebih besar, yang mendukung penguatan yen; jika pertumbuhan melambat, BOJ cenderung melonggarkan lagi, melemahkan yen. Saat ini, pertumbuhan ekonomi Jepang relatif stabil dibandingkan negara G7.
Ujaran dan Ritme Kebijakan Bank of Japan
Satu kalimat pun dari Gubernur BOJ bisa dilihat pasar sebagai sinyal penting. Investor harus memperhatikan rapat kebijakan dan pernyataan pejabat untuk mengidentifikasi perubahan arah kebijakan.
Situasi Pasar Internasional
Karena nilai tukar bersifat relatif, jika bank sentral di negara lain, terutama Fed, menurunkan suku bunga, dolar melemah, dan yen secara relatif menguat. Selain itu, yen sering dianggap sebagai safe haven; saat krisis, orang cenderung membeli yen untuk berlindung—misalnya, setelah eskalasi konflik di Palestina, yen menguat secara tajam terhadap mata uang lain.
Logika Jangka Panjang Investasi Yen: Kenapa Sekarang Layak Dipertimbangkan
Dari perspektif jangka panjang, peluang investasi yen mulai terlihat.
Meski dalam jangka pendek spread suku bunga AS-Jepang terus melebar dan kebijakan BOJ lambat berbalik, dalam jangka panjang, yen akan kembali ke level yang seharusnya dan mengakhiri tren penurunan yang terus berlangsung.
Secara spesifik:
BOJ sudah mulai normalisasi kebijakan, dari negatif ke 0,5%, meskipun langkahnya hati-hati, arahnya sudah jelas. Seiring waktu, ruang kenaikan suku bunga masih besar, dan siklus penurunan suku bunga Fed juga akan dimulai secara bertahap, sehingga spread suku bunga akan menyempit.
Jika kedua kekuatan ini berjalan bersamaan, yen akan mengalami gelombang apresiasi yang signifikan. Menurut prediksi Morgan Stanley, target harga sekitar 140 yen, yang bagi investor saat ini berarti potensi penguatan yang besar.
Rekomendasi Strategi Investasi Yen
Bagi investor yang membutuhkan, bisa mengadopsi strategi berbeda sesuai kondisi pribadi:
Bagi yang berencana traveling atau berbelanja di Jepang, bisa melakukan pembelian secara bertahap untuk memenuhi kebutuhan di masa mendatang. Membeli saat nilai tukar oversold memungkinkan menikmati apresiasi sekaligus mengurangi biaya di masa depan.
Bagi trader forex yang ingin meraih keuntungan, sebaiknya mengacu pada fundamental, analisis teknikal, dan kondisi makro, serta sesuaikan dengan kondisi keuangan dan toleransi risiko. Pastikan juga melakukan manajemen risiko dengan menetapkan stop loss untuk menghindari kerugian akibat volatilitas pasar.
Kesimpulan
Apakah investasi yen bisa menguntungkan? Jawabannya tergantung pada kerangka waktu investasi Anda. Dalam jangka pendek (1-3 bulan), karena spread suku bunga AS-Jepang masih melebar, yen tetap berisiko melemah. Tetapi dalam jangka menengah-panjang (6-12 bulan), logika penguatan yen sudah cukup jelas: perubahan kebijakan bank sentral, ekspektasi penurunan suku bunga Fed, dan pembentukan konsensus pasar semuanya mengarah ke pembalikan tren yen.
Nilai tukar yen saat ini sudah oversold dan justru menjadi peluang beli potensial. Bagi investor yang mampu menanggung volatilitas jangka pendek dan fokus pada keuntungan jangka menengah hingga panjang, investasi yen layak dipertimbangkan.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Analisis Prospek Investasi Yen Jepang: Pergerakan Nilai Tukar dan Prediksi Lembaga hingga 2026
Bagaimana Institusi Melihat Pergerakan Yen Jepang? Prediksi Terbaru Morgan Stanley
Apakah yen Jepang benar-benar dapat menjadi target investasi? Mari kita lihat bagaimana Wall Street memandangnya. Laporan strategi terbaru Morgan Stanley menunjukkan bahwa, seiring munculnya tanda-tanda perlambatan ekonomi AS, jika Federal Reserve mengambil langkah menurunkan suku bunga secara berkelanjutan, yen terhadap dolar AS berpotensi menguat hampir 10% dalam beberapa bulan ke depan.
Analisis dari bank tersebut berpendapat bahwa saat ini kurs USD/JPY sudah menyimpang dari nilai wajarnya. Seiring penurunan hasil obligasi pemerintah AS yang mendorong penyesuaian nilai wajarnya, fenomena penyimpangan ini diperkirakan akan diperbaiki pada kuartal pertama 2026. Berdasarkan penilaian ini, Morgan Stanley memperkirakan USD/JPY akan turun ke sekitar 140 yen pada awal tahun depan, yang berarti investor yen berpotensi meraih keuntungan apresiasi yang signifikan.
Kesepakatan pasar sedang terbentuk: meskipun yen masih dalam tren depresiasi, nilai tukar saat ini mungkin sudah oversold. Dengan adanya tiga faktor utama yang mendorong pengaruh positif—intervensi otoritas moneter, kebijakan hawkish Bank of Japan, dan melemahnya tren dolar sendiri—tatanan penguatan yen jangka menengah sudah hampir pasti, yang memberi peluang masuk yang lebih baik bagi investor yen.
Mengapa Yen Menembus Level Terendah 34 Tahun? Gelombang Depresiasi selama 10 Bulan
Untuk menilai kelayakan investasi yen, kita harus memahami mengapa nilai tukarnya bisa melemah.
Sejak awal 2024, yen mengalami tren depresiasi selama sekitar 10 bulan. Kurs USD/JPY naik dari sekitar 140, dan pada November 2025 sudah mengalami depresiasi lebih dari 12%. Terutama sejak Oktober, USD/JPY menembus level 150 dan terus naik, bahkan pada November menembus 157, mencatat level terendah 34 tahun.
Gelombang depresiasi ini didorong oleh dua faktor utama:
Pertama, spread suku bunga Jepang dan AS terus melebar. Bank of Japan (BOJ) tetap bergulat antara kebijakan moneter longgar dan ketat, sementara Federal Reserve mempertahankan suku bunga tinggi, menyebabkan selisih suku bunga kedua negara semakin melebar. Dalam kondisi suku bunga rendah, aktivitas arbitrase meningkat—investor meminjam yen dengan suku bunga rendah di Jepang, lalu menginvestasikan di aset berimbal tinggi di AS, sehingga tren “jual yen, beli dolar” mendorong penguatan dolar terhadap yen.
Kedua, kekhawatiran terhadap kebijakan fiskal. Pemerintah Jepang yang dipimpin oleh Yoshihide Suga melaksanakan kebijakan fiskal agresif, menimbulkan kekhawatiran tentang keberlanjutan fiskal Jepang, yang memperbesar tekanan keluar modal. Menteri Keuangan Jepang baru-baru ini mengeluarkan “peringatan paling keras” terhadap tren nilai tukar, menandai bahwa pasar telah menunjukkan fluktuasi yang cepat dan satu arah, sebagai sinyal intervensi paling keras sejak September 2022.
Apakah Investasi Yen Menguntungkan? Faktor Kunci yang Perlu Dipertimbangkan
Masa depan yen sebagai target investasi yang menguntungkan tergantung pada tiga faktor utama berikut:
1. Sinyal Kebijakan Bank of Japan
Agar yen benar-benar berhenti melemah dan mulai menguat, hal terpenting adalah BOJ harus mengirimkan sinyal yang jelas dan tegas tentang normalisasi kebijakan moneter, termasuk jadwal kenaikan suku bunga yang terstruktur.
Mengenai langkah-langkah BOJ: pada Maret 2024, BOJ mengakhiri kebijakan suku bunga negatif, lalu pada Juli menaikkan suku bunga 15 basis poin menjadi 0,25%, namun setelah itu tidak melakukan perubahan selama sekitar enam bulan. Baru pada Januari 2025, BOJ mengambil keputusan besar dengan menaikkan suku bunga acuan hingga 0,5%, mencatat kenaikan terbesar sejak 2007. Keputusan ini didukung oleh inflasi inti CPI yang naik 3,2% secara tahunan dan kenaikan upah sebesar 2,7%.
Gubernur BOJ, Ueda Kazuo, dalam sidang parlemen menyatakan bahwa bank harus memperhatikan risiko pelemahan yen yang mengerek biaya impor dan secara keseluruhan meningkatkan inflasi. Pernyataan ini diartikan pasar sebagai sinyal bahwa Jepang mungkin akan memperketat kebijakan melalui kenaikan suku bunga—ini adalah kabar baik bagi investor yen.
2. Laju Penurunan Suku Bunga Federal Reserve
Seiring tanda-tanda perlambatan ekonomi AS semakin jelas, ekspektasi penurunan suku bunga Fed kembali meningkat. Ini akan menjadi pendorong utama penguatan yen. Ketika AS memulai siklus penurunan suku bunga, spread suku bunga AS-Jepang akan menyempit secara signifikan, mengurangi aktivitas arbitrase, dan mendukung penguatan yen.
3. Posisi Teknikal
Dalam jangka pendek, strategi “jual saat rally” USD/JPY masih relatif aman, dengan titik risiko di sekitar 156,70. Jika otoritas Jepang melakukan intervensi pasar atau rapat kebijakan bulan Desember menetapkan jalur kenaikan suku bunga, nilai tukar kemungkinan akan melejit turun secara drastis, dengan target di sekitar 150 atau bahkan lebih rendah.
Kerangka Penilaian Multidimensi Investasi Yen
Selain nilai tukar, indikator apa lagi yang harus diperhatikan investor?
Tren Inflasi (CPI)
Inflasi mencerminkan kenaikan harga barang dan jasa, berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat dan arah kebijakan. Saat ini Jepang masih termasuk negara dengan inflasi relatif rendah, tetapi jika inflasi terus meningkat, BOJ mungkin akan terpaksa menaikkan suku bunga untuk mengendalikan harga, yang mendukung penguatan yen. Sebaliknya, jika inflasi melambat, tidak ada desakan untuk mengubah kebijakan longgar saat ini, sehingga yen berpotensi melemah dalam jangka pendek.
Data Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan GDP dan indeks manajer pembelian (PMI) sangat penting. Jika data menunjukkan kekuatan, berarti ruang BOJ untuk mengencangkan kebijakan lebih besar, yang mendukung penguatan yen; jika pertumbuhan melambat, BOJ cenderung melonggarkan lagi, melemahkan yen. Saat ini, pertumbuhan ekonomi Jepang relatif stabil dibandingkan negara G7.
Ujaran dan Ritme Kebijakan Bank of Japan
Satu kalimat pun dari Gubernur BOJ bisa dilihat pasar sebagai sinyal penting. Investor harus memperhatikan rapat kebijakan dan pernyataan pejabat untuk mengidentifikasi perubahan arah kebijakan.
Situasi Pasar Internasional
Karena nilai tukar bersifat relatif, jika bank sentral di negara lain, terutama Fed, menurunkan suku bunga, dolar melemah, dan yen secara relatif menguat. Selain itu, yen sering dianggap sebagai safe haven; saat krisis, orang cenderung membeli yen untuk berlindung—misalnya, setelah eskalasi konflik di Palestina, yen menguat secara tajam terhadap mata uang lain.
Logika Jangka Panjang Investasi Yen: Kenapa Sekarang Layak Dipertimbangkan
Dari perspektif jangka panjang, peluang investasi yen mulai terlihat.
Meski dalam jangka pendek spread suku bunga AS-Jepang terus melebar dan kebijakan BOJ lambat berbalik, dalam jangka panjang, yen akan kembali ke level yang seharusnya dan mengakhiri tren penurunan yang terus berlangsung.
Secara spesifik:
BOJ sudah mulai normalisasi kebijakan, dari negatif ke 0,5%, meskipun langkahnya hati-hati, arahnya sudah jelas. Seiring waktu, ruang kenaikan suku bunga masih besar, dan siklus penurunan suku bunga Fed juga akan dimulai secara bertahap, sehingga spread suku bunga akan menyempit.
Jika kedua kekuatan ini berjalan bersamaan, yen akan mengalami gelombang apresiasi yang signifikan. Menurut prediksi Morgan Stanley, target harga sekitar 140 yen, yang bagi investor saat ini berarti potensi penguatan yang besar.
Rekomendasi Strategi Investasi Yen
Bagi investor yang membutuhkan, bisa mengadopsi strategi berbeda sesuai kondisi pribadi:
Bagi yang berencana traveling atau berbelanja di Jepang, bisa melakukan pembelian secara bertahap untuk memenuhi kebutuhan di masa mendatang. Membeli saat nilai tukar oversold memungkinkan menikmati apresiasi sekaligus mengurangi biaya di masa depan.
Bagi trader forex yang ingin meraih keuntungan, sebaiknya mengacu pada fundamental, analisis teknikal, dan kondisi makro, serta sesuaikan dengan kondisi keuangan dan toleransi risiko. Pastikan juga melakukan manajemen risiko dengan menetapkan stop loss untuk menghindari kerugian akibat volatilitas pasar.
Kesimpulan
Apakah investasi yen bisa menguntungkan? Jawabannya tergantung pada kerangka waktu investasi Anda. Dalam jangka pendek (1-3 bulan), karena spread suku bunga AS-Jepang masih melebar, yen tetap berisiko melemah. Tetapi dalam jangka menengah-panjang (6-12 bulan), logika penguatan yen sudah cukup jelas: perubahan kebijakan bank sentral, ekspektasi penurunan suku bunga Fed, dan pembentukan konsensus pasar semuanya mengarah ke pembalikan tren yen.
Nilai tukar yen saat ini sudah oversold dan justru menjadi peluang beli potensial. Bagi investor yang mampu menanggung volatilitas jangka pendek dan fokus pada keuntungan jangka menengah hingga panjang, investasi yen layak dipertimbangkan.