Tanda-tanda sebelum terjadinya short squeeze: kuasai 3 kondisi kunci, garis hidup dan mati bagi para short seller

Mengenai short selling, banyak investor akan merasa takut dan waspada. Memang, trading dengan posisi short untuk mendapatkan keuntungan cepat memang menarik, tetapi fenomena short squeeze ini cukup untuk membuat posisi short kehilangan seluruh modalnya dalam sekejap. Lalu, apa sebenarnya yang dimaksud dengan short squeeze? Bagaimana cara menilai apakah sebuah aset akan menjadi korban short squeeze?

1. Memahami Esensi Short Squeeze

Short squeeze adalah fenomena ekstrem di pasar keuangan. Singkatnya, ketika harga aset yang sedang di-short naik, para investor short dipaksa untuk menutup posisi dengan harga lebih tinggi, dan tindakan penutupan ini justru mendorong harga aset semakin melonjak, menciptakan situasi “dipaksa bunuh diri”.

Mengapa hal ini bisa terjadi? Karena short selling sejak awal memang memiliki risiko struktural. Kerugian terbesar dari posisi long adalah ketika harga saham turun ke nol, keuntungan terbatas; tetapi kerugian terbesar dari posisi short adalah ketika harga saham melonjak ke tak terbatas, inilah mengapa short dianggap sebagai “keuntungan terbatas, risiko tak berhingga”.

Tiga metode umum short selling

Untuk melakukan short tanpa memiliki saham di tangan, investor biasanya menggunakan tiga cara berikut:

Meminjam saham untuk dijual: Meminjam saham dari pemegang saham jangka panjang di pasar, membayar bunga pinjaman, lalu menutup posisi dengan membeli kembali setelah harga saham turun dan mengembalikannya ke peminjam. Risiko dari metode ini adalah broker bisa sewaktu-waktu meminta penutupan posisi secara paksa.

Perdagangan futures: Membayar margin untuk berpartisipasi dalam kontrak standar. Futures memiliki tanggal jatuh tempo dan perlu rollover, jika margin tidak cukup, posisi akan dilikuidasi secara paksa.

CFD (Contract for Difference): Menggunakan margin juga, tetapi tanpa batas waktu jatuh tempo. Apapun metode yang digunakan, kenaikan harga saham yang terus-menerus akan menyebabkan kerugian margin dan risiko likuidasi paksa.

2. Tiga Sinyal Kondisi Terbentuknya Short Squeeze

Short squeeze tidak terjadi tanpa alasan, biasanya membutuhkan kondisi tertentu yang terkumpul. Investor harus memperhatikan tiga sinyal berikut:

1. Posisi short yang tidak normal tinggi

Kondisi paling langsung untuk short squeeze adalah rasio short yang terlalu tinggi di pasar. Umumnya, jika rasio short melebihi 50% dari jumlah saham yang beredar, sudah membentuk kondisi tidak stabil. Semakin tinggi rasio short, semakin banyak order buy yang harus menutup posisi, dan jika harga mulai rebound, para short seller akan dipaksa menutup posisi, memperkuat kenaikan harga.

Dalam kasus GME, jumlah saham yang dipinjamkan oleh institusi mencapai 140% dari total saham perusahaan—ini adalah sinyal klasik short squeeze. Ketika posisi short pada satu aset sangat tinggi, setiap berita baik atau aksi retail bisa memicu ledakan pasar.

2. Perhatian pasar yang melonjak drastis

Short squeeze bukan hanya masalah teknikal, tetapi juga psikologis. Ketika sebuah saham tiba-tiba mendapatkan perhatian besar dan menjadi topik hangat di pasar, sangat mudah menarik dana spekulatif masuk.

Contoh paling representatif adalah Tesla. Perusahaan ini dari perusahaan yang merugi berubah menjadi pemimpin kendaraan listrik yang menarik perhatian investor global. Pada 2020, Tesla membalik kerugian menjadi laba, pabrik di Shanghai mulai berproduksi, berita positif terus bermunculan, dan harga saham melonjak hampir 6 kali lipat dalam setengah tahun, dari USD 350 ke USD 2318. Setelah stock split, harga saham semakin terjangkau, dan dalam satu tahun berikutnya, harga saham naik dari sekitar USD 400-an ke USD 1000-an. Ini adalah contoh klasik bagaimana fundamental yang membaik dan perhatian tinggi bisa memicu short squeeze besar.

3. Sinyal overbought dari analisis teknikal

Indikator RSI adalah alat penting untuk menilai kondisi overbought atau oversold pasar. Ketika RSI turun di bawah 20, pasar sudah dalam kondisi oversold, dan peluang pembalikan harga meningkat tajam. Jika saat itu masih ada banyak posisi short yang belum ditutup, ini bisa menjadi pemicu short squeeze.

Sebaliknya, ketika RSI di atas 80, pasar dalam kondisi overbought, risiko posisi long justru meningkat.

3. Peristiwa Short Squeeze Paling Terkenal dalam Sejarah

GME: Perlawanan retail melawan Wall Street

Akhir 2020, harga saham GME berada di titik terendah. Setelah pengusaha Kanada Ryan Cohen membeli saham dan masuk ke dewan direksi, pasar penuh harapan akan reformasi, dan harga saham naik dari angka satu digit ke hampir USD 20.

Banyak institusi di Wall Street mengeluarkan laporan yang menyatakan bahwa harga GME terlalu tinggi dan melakukan short secara besar-besaran. Karena modal kecil dan likuiditas yang lemah, posisi short mencapai 140% dari total saham—ini adalah kondisi klasik short squeeze.

Di forum Reddit WSB, para retail menemukan peluang ini. Mereka mengajak komunitas membeli GME untuk melawan short selling dari Wall Street. Pada 13 Januari 2021, harga melonjak 50% ke USD 30. Dalam dua minggu, pada 28 Januari, harga mencapai puncaknya di USD 483.

Kenaikan harga yang cepat memaksa para short seller menutup posisi karena margin yang tidak cukup, dan media memperkirakan kerugian short dalam peristiwa ini lebih dari USD 5 miliar. Seminggu kemudian, harga saham turun tajam, dan pada 2 Februari sudah turun lebih dari 80%.

Tesla dan short squeeze: kekuatan perubahan fundamental

Berbeda dari GME yang manipulatif, short squeeze Tesla berasal dari perbaikan fundamental yang nyata.

Dari perusahaan yang merugi menjadi produsen mobil listrik dengan produksi lebih dari satu juta unit per bulan, transformasi Tesla menarik banyak short seller. Pada 2020, perusahaan membalik kerugian menjadi laba, pabrik di Shanghai berkembang pesat, dan optimisme terhadap prospek kendaraan listrik memicu pembelian besar-besaran. Harga saham naik dari USD 350 ke USD 2318 (tanpa stock split), kemudian setelah stock split 1:5, harga saham kembali dari USD 400-an ke puncaknya di USD 1243. Dalam dua tahun, kenaikan hampir 20 kali lipat, kerugian short sangat besar.

4. Panduan Respons Investor Short

Menghadapi risiko short squeeze, apa langkah yang harus diambil?

Identifikasi dan hindari aset berisiko tinggi

Pertama, hindari memilih aset yang rentan mengalami short squeeze. Indeks pasar dan saham blue chip dengan volume perdagangan besar relatif aman dari posisi short berlebihan. Sebaliknya, saham dengan kapitalisasi kecil dan likuiditas rendah harus diwaspadai.

Pasang stop loss dan keluar tepat waktu

Ketika posisi short melebihi 50% dari jumlah saham yang beredar, meskipun harga masih turun, sebaiknya mulai pertimbangkan untuk menutup sebagian posisi. Karena kondisi short squeeze sudah terbentuk, pasar hanya butuh pemicu untuk meledak. Perhatikan RSI, jika turun di bawah 20 dan masuk zona oversold, percepat keluar dari posisi, walaupun harus merugi kecil, lebih baik menjaga modal.

Pilih instrumen trading yang tepat

Meminjam saham untuk short mudah mengalami likuidasi paksa, dan manajemen risiko-nya relatif lemah. Sebaliknya, CFD menawarkan leverage yang lebih fleksibel dan pengendalian risiko yang lebih baik, sehingga investor bisa menyesuaikan posisi sesuai kondisi pasar.

Bangun portofolio hedging

Strategi cerdas adalah memegang posisi long dan short secara bersamaan. Misalnya, membeli saham yang dianggap bagus dan sekaligus melakukan short indeks pasar. Jika saham naik lebih tinggi dari indeks atau turun lebih kecil, investor akan mendapatkan keuntungan. Portofolio hedging 1:1 ini efektif menyeimbangkan risiko.

5. Titik Keputusan Kunci Sebelum Terjadi Short Squeeze

Setelah kondisi short squeeze terbentuk, pasar biasanya melewati beberapa tahap. Mengenali tahapan ini dapat membantu investor membuat keputusan tepat waktu:

Tahap awal: Posisi short tinggi, tetapi perhatian pasar masih cukup. Saat ini, sebaiknya mulai kurangi posisi short.

Tahap trigger: Berita positif muncul atau dana retail masuk, harga mulai melonjak cepat. Saat ini, harus segera keluar.

Tahap puncak: Harga melonjak berkali-kali lipat, banyak short yang terpaksa menutup posisi. Saat ini sudah terlambat, kerugian sudah pasti.

Tahap koreksi: Dana long mengambil keuntungan dan keluar, harga kembali ke level wajar.

Trading short adalah tentang “keuntungan kecil, kerugian kecil, keluar dengan aman”. Ingat selalu, keuntungan terbesar seringkali tidak sebanding dengan kerugian terkecil—karena posisi short tidak memiliki batas atas kerugian.

Pada aset yang menjadi perhatian tinggi dan posisi short terkonsentrasi, melakukan short terlihat penuh peluang, tetapi risiko tak berhingga. Hanya dengan memahami kondisi short squeeze secara lengkap dan menyiapkan pertahanan sejak dini, Anda bisa bertahan dalam permainan short selling.

Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
  • Hadiah
  • Komentar
  • Posting ulang
  • Bagikan
Komentar
0/400
Tidak ada komentar
  • Sematkan

Perdagangkan Kripto Di Mana Saja Kapan Saja
qrCode
Pindai untuk mengunduh aplikasi Gate
Komunitas
Bahasa Indonesia
  • 简体中文
  • English
  • Tiếng Việt
  • 繁體中文
  • Español
  • Русский
  • Français (Afrique)
  • Português (Portugal)
  • Bahasa Indonesia
  • 日本語
  • بالعربية
  • Українська
  • Português (Brasil)