Euro dalam performa tahun 2025 bisa dibilang mengagumkan—dari awal tahun di angka 1.04 dolar naik terus hingga November mencapai 1.16 dolar, kenaikan sebesar 13.5%. Kenaikan ini mematahkan tren depresiasi jangka panjang euro sejak 2014, tetapi apakah tren ini akan berlanjut hingga 2026 dan 2027 masih menjadi pertanyaan besar.
Inti Penggerak: Perluasan Spread Suku Bunga Dukung Penguatan Euro
Perbedaan Kebijakan Bank Sentral AS dan Eropa adalah Dukungan Terkuat
The Federal Reserve pada September dan Oktober 2025 secara kumulatif menurunkan suku bunga sebesar 50 basis poin, saat ini suku bunga dana federal berada di kisaran 3.75-4.00%, dan memberi sinyal akan terus menurunkan hingga akhir 2026 ke angka 3.4%. Sebaliknya, ECB telah menyelesaikan siklus penurunan suku bunga, dengan suku bunga deposito tetap di 2.00% sejak Juni.
Perbedaan spread ini secara langsung menyebabkan aliran modal ke aset euro. Data historis menunjukkan setiap kali spread menyempit 100 basis poin, nilai tukar menyesuaikan sekitar 5-8%. Berdasarkan logika ini, EUR/USD dari posisi saat ini di 1.16 berpotensi naik ke kisaran 1.22-1.25. Analisis yang lebih agresif menyebutkan bahwa jika paket stimulus Jerman efektif seperti yang diharapkan, ECB bahkan mungkin akan mulai menaikkan suku bunga sebelum The Fed pada 2027, yang akan semakin memperkuat dorongan kenaikan euro.
Pemulihan Ekonomi AS: Perlindungan Dolar yang Tidak Bisa Diabaikan
Kebijakan ekonomi pemerintahan Trump menghasilkan efek tak terduga. Pada kuartal kedua 2025, GDP AS tumbuh 3.8%, didorong oleh lonjakan investasi di bidang AI.
Reformasi Pajak dan Janji Investasi Menghangatkan Fundamental Dolar
Pada 4 Juli, RUU “Paket Pajak Besar” mengabadikan insentif pajak permanen sejak 2017, dengan tarif pajak perusahaan tetap di 21%. Lingkungan kebijakan ini, ditambah biaya energi rendah di AS, menarik banyak perusahaan multinasional:
TSMC membangun tiga pabrik chip di Arizona (investasi $165 miliar)
Samsung menginvestasikan $44 miliar di Texas
Intel memperluas kapasitas di Ohio sebesar $20 miliar
Janji investasi ini mendukung dolar, meskipun dolar terhadap euro sudah terdepresiasi lebih dari 10% sejak awal tahun.
Dampak Ganda Kebijakan Perdagangan
Pada 2 April, kebijakan tarif “Hari Pembebasan” sempat memicu kepanikan pasar, dengan tarif tertinggi mencapai 145%. Tapi sesuai pola Trump, akhirnya berubah menjadi gencatan senjata selama 90 hari dan negosiasi. Saat ini, tarif rata-rata stabil di 15-18%, dan AS mendapatkan janji investasi besar dari berbagai negara—ini menjadi semacam stimulus ekonomi tak kasat mata.
Kelemahan Eropa: Akankah Stimulus 500 Miliar Euro Jadian?
Dana infrastruktur Jerman selama 12 tahun dipandang sebagai katalis utama penguatan euro, tetapi kenyataannya bisa lebih kompleks.
Perangkap Biaya Energi Sulit Dilampaui
Harga listrik industri di Jerman sekitar 15-20 euro sen/kWh, 2-3 kali lipat dari AS. Meski pemerintah menetapkan harga listrik industri 2026-2028 di 5 euro sen/kWh, ini hanya langkah sementara. Untuk industri energi intensif seperti kimia, baja, dan semikonduktor, daya saing jangka panjang masih diragukan. Ini langsung mengancam efek multiplier dari stimulus infrastruktur—jika industri inti terus pindah, infrastruktur baru malah bisa terbengkalai.
Bottleneck Implementasi Akan Menahan Pelepasan Efek
Rata-rata proyek infrastruktur di Jerman memakan waktu 17 tahun dari perencanaan hingga selesai, dengan 13 tahun untuk proses persetujuan. Industri konstruksi saat ini kekurangan 250.000 tenaga kerja, yang berarti pelaksanaan di 2026-2027 mungkin jauh di bawah ekspektasi. Efek stimulus pun bisa berkurang, bahkan biaya bisa meningkat.
Pengeluaran Pertahanan Mungkin Kembali ke AS
Sebagian dari pengeluaran “aset khusus” akan mengalir ke pembelian di AS (F-35, Patriot, Chinook, dll), yang secara tidak langsung merangsang ekonomi AS daripada industri lokal Eropa.
Risiko Politik Sangat Diremehkan
Dalam pemilihan parlemen negara bagian 2026, partai AfD di Jerman mendekati 25% dukungan. Jika partai ini menjadi kekuatan utama di beberapa negara bagian, akan memicu krisis politik, dan efektivitas pemerintahan koalisi besar sulit dijamin. Ketidakpastian politik biasanya menaikkan yield obligasi Jerman, yang kemudian meningkatkan biaya pembiayaan seluruh paket stimulus.
Krisis Prancis dan Pertumbuhan Zona Euro yang Terhenti
Situasi politik di Prancis juga mengkhawatirkan—pemerintah runtuh dalam 24 jam pada Oktober. Defisit negara sekitar 6% dari GDP, utang 113%, dan yield obligasi bahkan lebih tinggi dari Spanyol, ini sinyal risiko yang jelas.
Pertumbuhan zona euro kuartal ketiga hanya 0.2% (QoQ), dan pertumbuhan tahunan hanya 1.3%, jauh di bawah kuartal kedua AS sebesar 3.8%. Proyeksi pertumbuhan zona euro 2026 sekitar 1.5%, sangat bergantung pada efektivitas stimulus Jerman.
Satu-satunya sinyal positif adalah inflasi stabil di 2.0%, sesuai target ECB, dan tingkat pengangguran di 6.3%. Tapi ini juga menempatkan ECB dalam dilema: jika stimulus Jerman terlalu besar dan memicu inflasi, kenaikan suku bunga akan merugikan negara dengan utang tinggi; jika tetap longgar, risiko krisis utang meningkat. ECB memiliki alat pelindung transmisi (TPI), tapi membutuhkan kerjasama anggota—yang saat ini terbatas.
Prediksi Pasar: Dari Konsensus Bullish Hingga Divergensi Tinggi
Untuk akhir 2026, proyeksi EUR/USD dari berbagai lembaga cukup sejalan dan optimis:
Lembaga
Prediksi akhir 2026
Morgan Stanley
1.25
BNP Paribas
1.25
Goldman Sachs
1.25
Royal Bank of Canada
1.24
JP Morgan
1.22
ING
1.22-1.25
Commerzbank
1.20
Wells Fargo
1.18-1.20
Namun, untuk 2027, perbedaan prediksi menjadi sangat besar:
Lembaga
Prediksi akhir 2027
Deutsche Bank
1.30
Morgan Stanley
1.27
Royal Bank of Canada
1.24
Commerzbank
1.22
Wells Fargo
1.12
Wells Fargo memandang negatif berdasarkan logika: siklus penurunan suku bunga The Fed berakhir, ekonomi AS kembali menguat, dan daya tarik zona euro berkurang.
Analisis Teknis: Support dan Resistance
Dari sudut pandang teknikal, EUR/USD saat ini berada di posisi kunci. Support penting di 1.1550 dan 1.1470, jika menembus 1.15 akan mengancam tren bullish dan berpotensi koreksi ke 1.10-1.12. Sebaliknya, resistance di 1.1800-1.1920, dan hanya jika menembus 1.20 akan membuka jalan ke 1.22-1.25. Volatilitas tahunan lebih dari 1600 poin menunjukkan ketidakpastian tinggi pada pasangan mata uang ini.
Tiga Skenario Masa Depan
Skenario Dasar: Fluktuasi 1.10-1.20
Faktor-faktor berlawanan saling menyeimbangkan, EUR/USD berfluktuasi di kisaran 1.10-1.20. Spread suku bunga menetapkan batas bawah di 1.10-1.12, risiko Eropa di 1.18-1.20. Stimulus Jerman sebagian berhasil, sebagian gagal; pertumbuhan AS moderat di 2-2.2%. Investor membeli di rendah dan menjual di tinggi, tapi sebagian besar waktu pasangan ini berada di 1.14-1.17.
Skenario Bearish: Penurunan ke 1.05-1.10
Setelah pemilihan negara bagian 2026, kondisi Jerman memburuk, AfD meraih kemenangan besar, koalisi pemerintah lumpuh, dan stimulus terhambat. Spread obligasi Jerman melebar, krisis fiskal di Prancis memburuk, ECB terpaksa menurunkan suku bunga lagi. Ekonomi AS melampaui ekspektasi: produktivitas AI mendorong pertumbuhan, inflasi turun ke 2%, dan The Fed bisa berhenti di 3.50%. Pada titik ini, EUR/USD bisa turun ke 1.08-1.10, bahkan menyentuh 1.05.
Skenario Bullish: Kenaikan ke 1.22-1.28
Kondisi Jerman stabil, stimulus berjalan lancar, pertumbuhan zona euro mencapai 2% (yang sudah merupakan perubahan besar). ECB memberi sinyal kenaikan suku bunga di akhir 2026 untuk 2027. Sementara itu, AS menghadapi masalah: inflasi tetap tinggi, pasar tenaga kerja melemah, dan muncul tanda stagflasi. Trump menekan The Fed, dan pengganti Powell yang akan menjabat Mei menghadapi tekanan. Dana asing keluar dari aset dolar, EUR/USD menembus 1.20 dan melanjutkan ke 1.22-1.28.
Rekomendasi Strategi dan Manajemen Risiko
Karena ketidakpastian tinggi, strategi berbasis peristiwa yang fleksibel sangat dianjurkan. Fokus utama 2026 meliputi:
Februari/Maret: Hasil pemilihan parlemen negara bagian Jerman
Mei: Pergantian ketua The Fed
Sepanjang tahun: Proses negosiasi anggaran Prancis
Pantau terus: Data stimulus Jerman dan indikator ekonomi AS
Karena situasi di zona euro dan AS sedang sangat dinamis, manajemen risiko harus menjadi prioritas utama. Pasar saat ini sulit memberikan prediksi pasti, sehingga trader harus tetap fleksibel dan mampu menyesuaikan posisi secara dinamis.
Faktor Risiko yang Tidak Boleh Diabaikan
Risiko Black Swan Politik Jerman
Kebangkitan AfD bukan sekadar spekulasi, melainkan ancaman nyata berdasarkan survei. Kebuntuan politik akan sangat melemahkan efektivitas stimulus, bahkan memicu premi risiko di pasar keuangan.
Guncangan Geopolitik Bisa Membalikkan Keadaan
Perluasan konflik di Ukraina atau munculnya krisis energi baru bisa langsung meningkatkan permintaan safe haven dolar. Meski Eropa sudah melakukan diversifikasi energi, ketahanan terhadap guncangan baru belum terbentuk.
Ketahanan AS Diremehkan
Produktivitas yang didorong AI sebesar 2-3% per tahun akan memberi keunggulan struktural bagi AS. Kombinasi pajak rendah, energi murah, dan posisi teknologi membuat AS tetap menarik bagi perusahaan global.
Kesimpulan Akhir
EUR/USD di 2026-2027 berada di persimpangan kekuatan yang saling bertentangan. Perluasan spread suku bunga dan valuasi dolar yang tinggi memberi support di kisaran 1.10-1.12; risiko politik Jerman, kelemahan struktural energi di Eropa, dan ketahanan ekonomi AS menciptakan tekanan ke bawah.
Pertanyaan utama: Apakah Jerman mampu membangun kembali stabilitas politik setelah pemilihan negara bagian 2026? Apakah stimulus mampu mengatasi hambatan eksekusi dan benar-benar mendorong pertumbuhan ekonomi? Dan apakah pertumbuhan AS akan tetap tangguh? Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini akan menentukan apakah euro akan memulai siklus kenaikan baru, atau dolar akan kembali mengukuhkan dominasi.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
EUR/USD 2026-2027年走势展望:欧元升值列车还能开多远?
Euro dalam performa tahun 2025 bisa dibilang mengagumkan—dari awal tahun di angka 1.04 dolar naik terus hingga November mencapai 1.16 dolar, kenaikan sebesar 13.5%. Kenaikan ini mematahkan tren depresiasi jangka panjang euro sejak 2014, tetapi apakah tren ini akan berlanjut hingga 2026 dan 2027 masih menjadi pertanyaan besar.
Inti Penggerak: Perluasan Spread Suku Bunga Dukung Penguatan Euro
Perbedaan Kebijakan Bank Sentral AS dan Eropa adalah Dukungan Terkuat
The Federal Reserve pada September dan Oktober 2025 secara kumulatif menurunkan suku bunga sebesar 50 basis poin, saat ini suku bunga dana federal berada di kisaran 3.75-4.00%, dan memberi sinyal akan terus menurunkan hingga akhir 2026 ke angka 3.4%. Sebaliknya, ECB telah menyelesaikan siklus penurunan suku bunga, dengan suku bunga deposito tetap di 2.00% sejak Juni.
Perbedaan spread ini secara langsung menyebabkan aliran modal ke aset euro. Data historis menunjukkan setiap kali spread menyempit 100 basis poin, nilai tukar menyesuaikan sekitar 5-8%. Berdasarkan logika ini, EUR/USD dari posisi saat ini di 1.16 berpotensi naik ke kisaran 1.22-1.25. Analisis yang lebih agresif menyebutkan bahwa jika paket stimulus Jerman efektif seperti yang diharapkan, ECB bahkan mungkin akan mulai menaikkan suku bunga sebelum The Fed pada 2027, yang akan semakin memperkuat dorongan kenaikan euro.
Pemulihan Ekonomi AS: Perlindungan Dolar yang Tidak Bisa Diabaikan
Kebijakan ekonomi pemerintahan Trump menghasilkan efek tak terduga. Pada kuartal kedua 2025, GDP AS tumbuh 3.8%, didorong oleh lonjakan investasi di bidang AI.
Reformasi Pajak dan Janji Investasi Menghangatkan Fundamental Dolar
Pada 4 Juli, RUU “Paket Pajak Besar” mengabadikan insentif pajak permanen sejak 2017, dengan tarif pajak perusahaan tetap di 21%. Lingkungan kebijakan ini, ditambah biaya energi rendah di AS, menarik banyak perusahaan multinasional:
Janji investasi ini mendukung dolar, meskipun dolar terhadap euro sudah terdepresiasi lebih dari 10% sejak awal tahun.
Dampak Ganda Kebijakan Perdagangan
Pada 2 April, kebijakan tarif “Hari Pembebasan” sempat memicu kepanikan pasar, dengan tarif tertinggi mencapai 145%. Tapi sesuai pola Trump, akhirnya berubah menjadi gencatan senjata selama 90 hari dan negosiasi. Saat ini, tarif rata-rata stabil di 15-18%, dan AS mendapatkan janji investasi besar dari berbagai negara—ini menjadi semacam stimulus ekonomi tak kasat mata.
Kelemahan Eropa: Akankah Stimulus 500 Miliar Euro Jadian?
Dana infrastruktur Jerman selama 12 tahun dipandang sebagai katalis utama penguatan euro, tetapi kenyataannya bisa lebih kompleks.
Perangkap Biaya Energi Sulit Dilampaui
Harga listrik industri di Jerman sekitar 15-20 euro sen/kWh, 2-3 kali lipat dari AS. Meski pemerintah menetapkan harga listrik industri 2026-2028 di 5 euro sen/kWh, ini hanya langkah sementara. Untuk industri energi intensif seperti kimia, baja, dan semikonduktor, daya saing jangka panjang masih diragukan. Ini langsung mengancam efek multiplier dari stimulus infrastruktur—jika industri inti terus pindah, infrastruktur baru malah bisa terbengkalai.
Bottleneck Implementasi Akan Menahan Pelepasan Efek
Rata-rata proyek infrastruktur di Jerman memakan waktu 17 tahun dari perencanaan hingga selesai, dengan 13 tahun untuk proses persetujuan. Industri konstruksi saat ini kekurangan 250.000 tenaga kerja, yang berarti pelaksanaan di 2026-2027 mungkin jauh di bawah ekspektasi. Efek stimulus pun bisa berkurang, bahkan biaya bisa meningkat.
Pengeluaran Pertahanan Mungkin Kembali ke AS
Sebagian dari pengeluaran “aset khusus” akan mengalir ke pembelian di AS (F-35, Patriot, Chinook, dll), yang secara tidak langsung merangsang ekonomi AS daripada industri lokal Eropa.
Risiko Politik Sangat Diremehkan
Dalam pemilihan parlemen negara bagian 2026, partai AfD di Jerman mendekati 25% dukungan. Jika partai ini menjadi kekuatan utama di beberapa negara bagian, akan memicu krisis politik, dan efektivitas pemerintahan koalisi besar sulit dijamin. Ketidakpastian politik biasanya menaikkan yield obligasi Jerman, yang kemudian meningkatkan biaya pembiayaan seluruh paket stimulus.
Krisis Prancis dan Pertumbuhan Zona Euro yang Terhenti
Situasi politik di Prancis juga mengkhawatirkan—pemerintah runtuh dalam 24 jam pada Oktober. Defisit negara sekitar 6% dari GDP, utang 113%, dan yield obligasi bahkan lebih tinggi dari Spanyol, ini sinyal risiko yang jelas.
Pertumbuhan zona euro kuartal ketiga hanya 0.2% (QoQ), dan pertumbuhan tahunan hanya 1.3%, jauh di bawah kuartal kedua AS sebesar 3.8%. Proyeksi pertumbuhan zona euro 2026 sekitar 1.5%, sangat bergantung pada efektivitas stimulus Jerman.
Satu-satunya sinyal positif adalah inflasi stabil di 2.0%, sesuai target ECB, dan tingkat pengangguran di 6.3%. Tapi ini juga menempatkan ECB dalam dilema: jika stimulus Jerman terlalu besar dan memicu inflasi, kenaikan suku bunga akan merugikan negara dengan utang tinggi; jika tetap longgar, risiko krisis utang meningkat. ECB memiliki alat pelindung transmisi (TPI), tapi membutuhkan kerjasama anggota—yang saat ini terbatas.
Prediksi Pasar: Dari Konsensus Bullish Hingga Divergensi Tinggi
Untuk akhir 2026, proyeksi EUR/USD dari berbagai lembaga cukup sejalan dan optimis:
Namun, untuk 2027, perbedaan prediksi menjadi sangat besar:
Wells Fargo memandang negatif berdasarkan logika: siklus penurunan suku bunga The Fed berakhir, ekonomi AS kembali menguat, dan daya tarik zona euro berkurang.
Analisis Teknis: Support dan Resistance
Dari sudut pandang teknikal, EUR/USD saat ini berada di posisi kunci. Support penting di 1.1550 dan 1.1470, jika menembus 1.15 akan mengancam tren bullish dan berpotensi koreksi ke 1.10-1.12. Sebaliknya, resistance di 1.1800-1.1920, dan hanya jika menembus 1.20 akan membuka jalan ke 1.22-1.25. Volatilitas tahunan lebih dari 1600 poin menunjukkan ketidakpastian tinggi pada pasangan mata uang ini.
Tiga Skenario Masa Depan
Skenario Dasar: Fluktuasi 1.10-1.20
Faktor-faktor berlawanan saling menyeimbangkan, EUR/USD berfluktuasi di kisaran 1.10-1.20. Spread suku bunga menetapkan batas bawah di 1.10-1.12, risiko Eropa di 1.18-1.20. Stimulus Jerman sebagian berhasil, sebagian gagal; pertumbuhan AS moderat di 2-2.2%. Investor membeli di rendah dan menjual di tinggi, tapi sebagian besar waktu pasangan ini berada di 1.14-1.17.
Skenario Bearish: Penurunan ke 1.05-1.10
Setelah pemilihan negara bagian 2026, kondisi Jerman memburuk, AfD meraih kemenangan besar, koalisi pemerintah lumpuh, dan stimulus terhambat. Spread obligasi Jerman melebar, krisis fiskal di Prancis memburuk, ECB terpaksa menurunkan suku bunga lagi. Ekonomi AS melampaui ekspektasi: produktivitas AI mendorong pertumbuhan, inflasi turun ke 2%, dan The Fed bisa berhenti di 3.50%. Pada titik ini, EUR/USD bisa turun ke 1.08-1.10, bahkan menyentuh 1.05.
Skenario Bullish: Kenaikan ke 1.22-1.28
Kondisi Jerman stabil, stimulus berjalan lancar, pertumbuhan zona euro mencapai 2% (yang sudah merupakan perubahan besar). ECB memberi sinyal kenaikan suku bunga di akhir 2026 untuk 2027. Sementara itu, AS menghadapi masalah: inflasi tetap tinggi, pasar tenaga kerja melemah, dan muncul tanda stagflasi. Trump menekan The Fed, dan pengganti Powell yang akan menjabat Mei menghadapi tekanan. Dana asing keluar dari aset dolar, EUR/USD menembus 1.20 dan melanjutkan ke 1.22-1.28.
Rekomendasi Strategi dan Manajemen Risiko
Karena ketidakpastian tinggi, strategi berbasis peristiwa yang fleksibel sangat dianjurkan. Fokus utama 2026 meliputi:
Karena situasi di zona euro dan AS sedang sangat dinamis, manajemen risiko harus menjadi prioritas utama. Pasar saat ini sulit memberikan prediksi pasti, sehingga trader harus tetap fleksibel dan mampu menyesuaikan posisi secara dinamis.
Faktor Risiko yang Tidak Boleh Diabaikan
Risiko Black Swan Politik Jerman
Kebangkitan AfD bukan sekadar spekulasi, melainkan ancaman nyata berdasarkan survei. Kebuntuan politik akan sangat melemahkan efektivitas stimulus, bahkan memicu premi risiko di pasar keuangan.
Guncangan Geopolitik Bisa Membalikkan Keadaan
Perluasan konflik di Ukraina atau munculnya krisis energi baru bisa langsung meningkatkan permintaan safe haven dolar. Meski Eropa sudah melakukan diversifikasi energi, ketahanan terhadap guncangan baru belum terbentuk.
Ketahanan AS Diremehkan
Produktivitas yang didorong AI sebesar 2-3% per tahun akan memberi keunggulan struktural bagi AS. Kombinasi pajak rendah, energi murah, dan posisi teknologi membuat AS tetap menarik bagi perusahaan global.
Kesimpulan Akhir
EUR/USD di 2026-2027 berada di persimpangan kekuatan yang saling bertentangan. Perluasan spread suku bunga dan valuasi dolar yang tinggi memberi support di kisaran 1.10-1.12; risiko politik Jerman, kelemahan struktural energi di Eropa, dan ketahanan ekonomi AS menciptakan tekanan ke bawah.
Pertanyaan utama: Apakah Jerman mampu membangun kembali stabilitas politik setelah pemilihan negara bagian 2026? Apakah stimulus mampu mengatasi hambatan eksekusi dan benar-benar mendorong pertumbuhan ekonomi? Dan apakah pertumbuhan AS akan tetap tangguh? Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini akan menentukan apakah euro akan memulai siklus kenaikan baru, atau dolar akan kembali mengukuhkan dominasi.