Ari Juels, ilmuwan kepala terkenal di Chainlink dan profesor terhormat di Cornell Tech, telah beralih ke fiksi dengan novel terbarunya "The Oracle"—sebuah techno-thriller yang menyelami premis yang menarik: apa yang terjadi ketika inisiatif yang didukung pemerintah berusaha mencegah penyalahgunaan protokol kriptografi yang bersenjata? Narasinya mengikuti seorang ahli keamanan blockchain yang terjebak dalam skenario berisiko tinggi ini, menawarkan pembaca sekilas tentang risiko masa depan. 🎯
Novel ini lebih dari sekadar hiburan; ini adalah eksplorasi yang memancing pemikiran tentang ke mana teknologi AI dan blockchain akan menuju. Juels telah lama memperingatkan bahwa kecerdasan buatan membawa pengaruh transformasional terhadap sistem keuangan dan ekosistem cryptocurrency. Argumen utamanya: agen AI otonom bisa saja akhirnya mengoperasikan jaringan crypto yang canggih, memperkenalkan tantangan keamanan yang belum pernah kita hadapi sebelumnya.
Ini bukan alarmisme—ini adalah pragmatisme. Menurut Juels, saatnya untuk merancang perlindungan sekarang, bukan setelah masalah muncul. Solusi oracle berbasis blockchain, yang berfungsi sebagai jembatan antara data on-chain dan off-chain, merupakan salah satu kategori inovasi pertahanan. Dengan memulai percakapan tentang risiko yang didorong AI dalam cryptocurrency hari ini, industri dapat secara proaktif merancang infrastruktur yang lebih tangguh.
Persimpangan antara kecerdasan buatan dan blockchain menghadirkan peluang bermata dua. Sementara agen AI yang mengelola jaringan terdesentralisasi dapat mengoptimalkan efisiensi dan mengurangi kesalahan manusia, kemampuan yang sama bisa disalahgunakan tanpa kerangka tata kelola yang tepat. Fiksi Ari Juels, yang didasarkan pada keahlian teknisnya, mengangkat pertanyaan penting: apakah kita sudah siap? 🔐
Apa pendapatmu—apakah kamu melihat AI meningkatkan keamanan blockchain, atau akankah konvergensi ini menghadirkan skenario kotak Pandora?
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Ari Juels, ilmuwan kepala terkenal di Chainlink dan profesor terhormat di Cornell Tech, telah beralih ke fiksi dengan novel terbarunya "The Oracle"—sebuah techno-thriller yang menyelami premis yang menarik: apa yang terjadi ketika inisiatif yang didukung pemerintah berusaha mencegah penyalahgunaan protokol kriptografi yang bersenjata? Narasinya mengikuti seorang ahli keamanan blockchain yang terjebak dalam skenario berisiko tinggi ini, menawarkan pembaca sekilas tentang risiko masa depan. 🎯
Novel ini lebih dari sekadar hiburan; ini adalah eksplorasi yang memancing pemikiran tentang ke mana teknologi AI dan blockchain akan menuju. Juels telah lama memperingatkan bahwa kecerdasan buatan membawa pengaruh transformasional terhadap sistem keuangan dan ekosistem cryptocurrency. Argumen utamanya: agen AI otonom bisa saja akhirnya mengoperasikan jaringan crypto yang canggih, memperkenalkan tantangan keamanan yang belum pernah kita hadapi sebelumnya.
Ini bukan alarmisme—ini adalah pragmatisme. Menurut Juels, saatnya untuk merancang perlindungan sekarang, bukan setelah masalah muncul. Solusi oracle berbasis blockchain, yang berfungsi sebagai jembatan antara data on-chain dan off-chain, merupakan salah satu kategori inovasi pertahanan. Dengan memulai percakapan tentang risiko yang didorong AI dalam cryptocurrency hari ini, industri dapat secara proaktif merancang infrastruktur yang lebih tangguh.
Persimpangan antara kecerdasan buatan dan blockchain menghadirkan peluang bermata dua. Sementara agen AI yang mengelola jaringan terdesentralisasi dapat mengoptimalkan efisiensi dan mengurangi kesalahan manusia, kemampuan yang sama bisa disalahgunakan tanpa kerangka tata kelola yang tepat. Fiksi Ari Juels, yang didasarkan pada keahlian teknisnya, mengangkat pertanyaan penting: apakah kita sudah siap? 🔐
Apa pendapatmu—apakah kamu melihat AI meningkatkan keamanan blockchain, atau akankah konvergensi ini menghadirkan skenario kotak Pandora?