Akhir-akhir ini, komunitas kripto mulai ramai lagi membicarakan soal kartu U. Jujur saja, banyak orang tahu ada benda ini, tapi yang benar-benar paham caranya nggak banyak.
Apakah kartu ini benar-benar bisa diandalkan? Bisa dipakai nggak? Hari ini kita bahas tuntas soal ini.
**Apa Itu Kartu U?**
Singkatnya, ini adalah kartu yang bisa diisi USDT dan digunakan layaknya uang biasa. Kamu isi stablecoin ke dalamnya, lalu saat transaksi kartu akan otomatis mengonversi ke mata uang fiat seperti dolar AS, euro, dan sebagainya. Untuk belanja sehari-hari, menghubungkan ke Apple Pay, tarik tunai sesekali, atau belanja di luar negeri, semuanya bisa.
Pada dasarnya, fungsinya adalah: mengubah aset kripto di blockchain menjadi uang nyata yang bisa dibelanjakan di dunia nyata. Kedengarannya lebih canggih dari C2C exchange, tapi logika dasarnya hampir sama.
Biasanya, kartu ini hasil kerja sama antara bank luar negeri dan institusi blockchain, menggunakan jaringan Visa, Mastercard, atau UnionPay. Ada versi virtual dan fisiknya.
**Tapi, kenapa nggak semua orang bisa pakai?**
Karena platform yang benar-benar bisa melayani pengguna dalam negeri sangat sedikit. Selain itu, tiap platform punya limit berbeda, syarat verifikasi berbeda, dan standar risk control juga beda-beda. Jadi, aksesnya jauh lebih sulit dari yang terlihat.
**Apa saja jebakan atau risiko pakai kartu ini?**
**Risiko pertama: Regulasi**
Aset kripto di Indonesia itu sendiri sudah sensitif, dan kalau kartu U dipakai untuk pembayaran lintas negara lalu kena pantauan, bisa saja dianggap sebagai "pelanggaran valuta asing".
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
8 Suka
Hadiah
8
4
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
MEVSandwichVictim
· 18jam yang lalu
Aduh, soal Kartu U ini sering banget didengar, tapi yang benar-benar berani coba masih sedikit banget ya
---
Lagi-lagi banyak yang ngegemborin Kartu U, tapi pas ada regulasi semua kena sial, aku pilih nonton aja deh
---
Bener banget, memang syarat masuknya tinggi, tapi risikonya juga nyata
---
Logika dasarnya sama kayak C2C? Kalau gitu tetap harus hati-hati sih
---
Platform luar negeri itu bisa dipercaya atau nggak, itu yang paling penting, soalnya di dunia kripto banyak banget triknya
---
Limit, verifikasi, risk control, urusannya banyak banget, mending langsung keluar aja
---
Kayaknya ini cuma gaya lama yang dibungkus teknologi, harus tetap waspada biar nggak kejebak
Lihat AsliBalas0
TokenStorm
· 18jam yang lalu
Ya, sebenarnya ini cuma USDT withdrawal dengan ganti nama saja. Secara teknis kelihatannya nggak ada masalah, tapi soal risiko jujur saja saya nggak berani jamin.
Data on-chain menunjukkan akun-akun dengan transaksi besar sudah dimonitor. Masih ada ruang arbitrase, tapi jangan berharap bisa pakai ini dengan aman dalam jangka panjang.
Intinya, ini seperti berada tepat di pusat badai. Kita semua tahu ujungnya bakal gimana, tapi tetap saja nggak tahan buat coba all-in sekali.
Jujur saja saya pernah pakai beberapa, limitnya bener-bener keterlaluan, standar risk control-nya juga nggak ada yang bisa nebak.
Regulasi pasti akan makin ketat, yang sekarang masih bisa dipakai mungkin aja enam bulan lagi udah nggak bisa. Sejarah pasti terulang.
Nggak bisa dipercaya tapi tetap aja ada yang pakai, beginilah memang dunia kripto.
Data on-chain sudah diverifikasi berulang kali, masa hidup kartu jenis ini rata-rata nggak sampai 18 bulan.
Mau dibungkus dengan kata-kata indah tetap saja pada dasarnya ini alat gray market.
Lihat AsliBalas0
SnapshotBot
· 18jam yang lalu
Benar sekali, platform yang bisa digunakan di dalam negeri bisa dihitung dengan jari.
Lihat AsliBalas0
ZKProofEnthusiast
· 18jam yang lalu
Sejujurnya, kartu U ini sekarang seperti keberadaan Schrödinger...
Di satu sisi ingin pakai, di sisi lain jadi takut.
Apakah bisa melewati rintangan regulasi... benar-benar tidak pasti.
Baru membayangkannya saja sudah pusing.
Platform dalam negeri tidak bisa dipercaya, inilah jebakan terbesar.
Menukar USDT ke mata uang fiat memang terdengar menyenangkan, tapi kalau terjadi masalah?
Siapa yang bisa jamin tidak ada masalah, bro.
Akhir-akhir ini, komunitas kripto mulai ramai lagi membicarakan soal kartu U. Jujur saja, banyak orang tahu ada benda ini, tapi yang benar-benar paham caranya nggak banyak.
Apakah kartu ini benar-benar bisa diandalkan? Bisa dipakai nggak? Hari ini kita bahas tuntas soal ini.
**Apa Itu Kartu U?**
Singkatnya, ini adalah kartu yang bisa diisi USDT dan digunakan layaknya uang biasa. Kamu isi stablecoin ke dalamnya, lalu saat transaksi kartu akan otomatis mengonversi ke mata uang fiat seperti dolar AS, euro, dan sebagainya. Untuk belanja sehari-hari, menghubungkan ke Apple Pay, tarik tunai sesekali, atau belanja di luar negeri, semuanya bisa.
Pada dasarnya, fungsinya adalah: mengubah aset kripto di blockchain menjadi uang nyata yang bisa dibelanjakan di dunia nyata. Kedengarannya lebih canggih dari C2C exchange, tapi logika dasarnya hampir sama.
Biasanya, kartu ini hasil kerja sama antara bank luar negeri dan institusi blockchain, menggunakan jaringan Visa, Mastercard, atau UnionPay. Ada versi virtual dan fisiknya.
**Tapi, kenapa nggak semua orang bisa pakai?**
Karena platform yang benar-benar bisa melayani pengguna dalam negeri sangat sedikit. Selain itu, tiap platform punya limit berbeda, syarat verifikasi berbeda, dan standar risk control juga beda-beda. Jadi, aksesnya jauh lebih sulit dari yang terlihat.
**Apa saja jebakan atau risiko pakai kartu ini?**
**Risiko pertama: Regulasi**
Aset kripto di Indonesia itu sendiri sudah sensitif, dan kalau kartu U dipakai untuk pembayaran lintas negara lalu kena pantauan, bisa saja dianggap sebagai "pelanggaran valuta asing".