Arah kebijakan telah berubah.

Kementerian Perindustrian dan enam departemen lainnya baru saja mengeluarkan "Rencana Implementasi untuk Mendorong Konsumsi", yang menyimpan sebuah kalimat yang sangat layak untuk dipikirkan—

"Mendukung aplikasi perusahaan dalam metaverse, kecerdasan buatan, blockchain, dan teknologi digital lainnya, menciptakan pengalaman konsumsi yang imersif dan multi-skenario."

Ini bukan sekadar omong kosong. Ini menempatkan metaverse, AI, dan blockchain secara langsung di meja strategi peningkatan konsumsi negara.

Dengan kata lain:
Tiga arah teknologi ini telah memasuki tahap penerapan industri yang nyata, setelah sebelumnya hanya berada pada fase spekulasi konseptual. Di tingkat kebijakan, mulai ada lampu hijau yang mendorong perusahaan untuk menginvestasikan sumber daya, menciptakan skenario, dan membangun infrastruktur ke arah ini.

Sementara itu, ada juga pembukaan model usaha baru - siaran langsung e-commerce, ritel instan, ritel kurasi, dan e-commerce sirkuler akan terus dibuka; platform dapat menggunakan AI untuk menganalisis kebutuhan pengguna, melakukan pengiriman yang tepat dan pencocokan yang dipersonalisasi.

Tentu saja, regulasi juga ikut berkembang. Dokumen tersebut secara khusus menekankan bahwa platform harus bertanggung jawab: pemeriksaan kelayakan harus ketat, informasi produk harus diverifikasi, dan sengketa konsumen harus diproses dengan cepat. Ini sebenarnya memberikan batasan bagi industri—Anda dapat menggunakan inovasi teknologi, tetapi jangan melenceng dari jalur.

Singkatnya, dasar kebijakan sudah muncul. Garis antara metaverse + AI + blockchain sedang berubah dari cerita spekulatif menjadi infrastruktur konsumsi yang nyata. Selanjutnya, kita akan melihat perusahaan mana yang dapat mewujudkan skenario dan menghidupkan teknologi.