$BTC $ETH $ZEC

Di HSBC ada seorang strategist bernama Rodolphe Borne, yang baru-baru ini berbicara tentang emas dengan cukup menarik. Dia mengatakan bahwa meskipun harga emas belakangan ini naik turun, tetapi tidak bisa mengabaikan bahwa bank sentral di seluruh dunia sedang menimbun, dan individu juga sedang membeli, tren ini masih harus bergerak ke atas. Tahun ini harga emas telah naik hampir 54%, data ini jika dilihat dalam sejarah sudah tergolong luar biasa.

Dikatakan bahwa lonjakan yang tidak biasa ini terutama disebabkan oleh ketidakpastian situasi global, ditambah dengan sedikitnya kepercayaan orang terhadap dolar AS. Pada bulan Oktober, harga emas melambung ke titik tertinggi 4380 dolar AS per ons, kemudian profit-taking terjadi dan harga jatuh ke 3885 dolar AS. Namun, harga emas bergerak mendekati 4000 dolar AS, dan baru-baru ini mulai naik lagi. Boen merasa pasar sedang bertaruh bahwa Federal Reserve mungkin akan menurunkan suku bunga pada bulan Desember, yang memberikan dorongan baru bagi harga emas. Namun, ia juga mengingatkan bahwa dalam jangka pendek mungkin akan ada fluktuasi lebih lanjut sebelum harga emas perlahan-lahan naik.

Ada data yang cukup menjelaskan masalah: proporsi emas dalam cadangan devisa global meningkat dari 13% pada tahun 2022 menjadi 22% pada kuartal kedua tahun 2025. Selama periode yang sama, harga emas naik 125%. Meskipun bank sentral melihat harga yang mahal, untuk menyebar risiko dan menghindari ketidakpastian, mereka tetap harus membeli. Born mengatakan bahwa lembaga-lembaga ini adalah pemain jangka panjang, tidak mungkin tiba-tiba berbalik arah, dan pembelian bertahap mereka akan memberikan dukungan bagi harga emas. Diperkirakan kecepatan pembelian emas oleh bank sentral mungkin akan melambat, tetapi penjualan besar-besaran? Hampir tidak mungkin.

Ada juga gerakan di pihak ritel. Sejak pertengahan 2024, permintaan untuk ETF emas telah mulai pulih, menunjukkan bahwa minat investasi individu telah meningkat. Faktor-faktor yang mendorong bank sentral untuk membeli emas juga menarik ritel untuk masuk. Meskipun emas baru-baru ini bergerak mirip dengan pasar saham, menyimpang dari peran tradisionalnya sebagai aset aman, Born menekankan bahwa ini tidak berarti nilai perlindungan emas hilang—itu masih merupakan alat diversifikasi yang tak tergantikan dalam portofolio.

Ke depan, HSBC masih cukup optimis terhadap harga emas. Jika Federal Reserve terus menurunkan suku bunga dan dolar melemah, lingkungan untuk emas akan lebih bersahabat. Tentu saja, jika Federal Reserve tiba-tiba beralih menjadi hawkish, atau jika ekonomi global membaik lebih baik dari yang diperkirakan, maka ruang kenaikan harga emas mungkin akan tertekan. Secara keseluruhan, permintaan struktural tetap ada, sehingga emas masih memiliki dasar untuk naik, hanya saja ritmenya mungkin tidak secepat sebelumnya.