#美国非农就业数据表现优于预期 Trader Veteran Kripto Ed Seykota pernah berkata yang saya ingat selama sepuluh tahun: "Pertama stop loss, kedua stop loss, ketiga tetap stop loss." Sayangnya, sebagian besar orang tidak menghiraukannya, selalu merasa mereka adalah pengecualian.

Skenario yang paling umum? Turun 10% berpikir "Segera akan kembali naik", hasilnya semakin terjebak. Matematika tidak berbohong: rugi 10% harus untung 11% untuk kembali modal, rugi 50% harus dua kali lipat untuk kembali ke darat, rugi 90% sama dengan lahir kembali di tempat yang sama. Setelah akun dipangkas setengah, peluru di tanganmu hanya tersisa setengah, tetapi tekanan psikologis meningkat dua kali lipat, apakah masih bertahan? Sudah tidak ada artinya.

Saya telah melihat terlalu banyak orang yang menjadi "pemegang tingkat kepercayaan", memegang koin yang terus turun tanpa melepaskannya, berkata bahwa mereka optimis dalam jangka panjang, tetapi sebenarnya tidak berani mengakui bahwa mereka salah. Cara saya sangat kaku: kerugian maksimal yang saya izinkan adalah 2% dari total modal, jika sudah mencapai batas itu, saya akan keluar tanpa memberikan alasan kepada diri sendiri.

Stop loss bukanlah rugi uang, itu adalah membayar biaya pelajaran. Seperti membayar sewa, membeli asuransi, mendaftar ke kelas pelatihan, uang ini harus dikeluarkan. Kerugian kecil dapat membuatmu tetap berada di meja permainan, sehingga saat peluang besar yang sebenarnya datang, kamu masih memiliki modal untuk mengambil keuntungan. Perbedaan antara veteran kripto dan pemula bukanlah tidak pernah melakukan kesalahan, tetapi saat melakukan kesalahan, hanya kehilangan sehelai rambut; pemula seringkali melakukan kesalahan sekaligus, langsung terpaksa keluar.

Kerugian kecil adalah tiket masuk, kerugian besar adalah surat kematian. Jika ingin bertahan di pasar, harus mengintegrasikan stop loss ke dalam jiwa. Pertama bertahan hidup, baru bicara tentang menghasilkan uang. $BTC $ETH