Stablecoins vs Bitcoin: Siapa yang menang dalam pertempuran regulasi pada 2025?

Wakil Gubernur Bank Inggris Sarah Breeden baru saja memberikan sinyal besar - kerangka regulasi stablecoin akan segera diluncurkan tahun ini, dengan batasan mulai dari £200.000. Terlihat ketat, tetapi industri mengeluh, mengatakan bahwa aturan ini “memakan waktu, tenaga, dan tidak realistis.”

Menariknya, gelombang stablecoin ini langsung membuat marah para bull Bitcoin. Cathie Wood dari ARK Invest baru-baru ini mengubah pendiriannya, mengurangi target jangka panjang BTC dari 2,4 juta dolar menjadi 1,4 juta dolar, alasannya sangat menyentuh hati—stablecoin sedang “merebut” pekerjaan Bitcoin. Di pasar berkembang, stablecoin berfungsi sebagai peran dolar digital, menyimpan nilai, dan pembayaran, yang kebetulan adalah harapan semua orang terhadap BTC.

Sementara itu, Ripple mengumumkan bahwa mereka tidak akan melakukan IPO untuk sementara waktu, tetapi telah mengeluarkan 4 miliar dolar untuk akuisisi (Hidden Road menghabiskan 1,25 miliar), dan hanya dari pendanaan saja mereka mendapatkan valuasi 40 miliar dolar. Di sini, mereka secara diam-diam mengumpulkan kekuatan.

Satu lagi masalah: Cabang Coinbase di Eropa didenda 21,5 juta euro oleh Bank Sentral Irlandia karena celah dalam pemantauan transaksi. Antara tahun 2021-2022, ada bug kode yang menyebabkan beberapa transaksi tidak dapat diperiksa secara lengkap, dan kemudian ditemukan 2.700 laporan operasi mencurigakan yang melibatkan 13 juta euro. Meskipun Coinbase segera memperbaikinya, ini menunjukkan bahwa garis batas kepatuhan di dunia kripto semakin ketat.

Alur Utama: Regulasi yang ketat, kebangkitan stablecoin, dan ekspansi diam-diam oleh lembaga besar. Bitcoin tetap Bitcoin, tetapi alur ceritanya sedang ditulis ulang.