
Front running, dikenal juga sebagai transaksi lanjutan, adalah praktik ilegal dan tidak etis di pasar keuangan. Praktik ini terjadi ketika trader, broker, atau profesional keuangan memanfaatkan informasi non-publik tentang transaksi besar yang akan terjadi untuk melakukan perdagangan pribadi terlebih dahulu demi meraih keuntungan dari pergerakan pasar yang diantisipasi. Cara ini melibatkan eksekusi perdagangan untuk kepentingan pribadi sebelum memenuhi pesanan klien atau peserta pasar besar, berdasarkan informasi orang dalam, dengan harapan pasar akan bergerak sesuai prediksi setelah transaksi utama selesai.
Di pasar keuangan tradisional, front running biasanya terjadi sebelum adanya transaksi besar yang diantisipasi. Namun, seiring berkembangnya pasar cryptocurrency, praktik ini semakin banyak ditemukan di platform decentralized finance dan bursa digital lainnya—khususnya di pasar dengan likuiditas terbatas.
Front running umumnya terjadi pada broker atau trader yang memiliki akses ke informasi tentang transaksi besar yang akan berlangsung. Sebagai contoh, seorang klien dapat menempatkan pesanan untuk membeli atau menjual sejumlah besar sekuritas, obligasi, atau aset lainnya. Profesional keuangan dengan akses informasi istimewa memiliki keunggulan yang tidak dimiliki pihak lain.
Broker mengetahui bahwa transaksi tersebut kemungkinan besar akan mempengaruhi harga aset. Sebelum mengeksekusi pesanan klien, broker membeli atau menjual aset yang sama untuk akun pribadinya. Misalnya, jika klien akan membeli saham dalam jumlah besar, broker terlebih dahulu membeli saham pada harga saat ini dengan harapan pesanan klien akan membuat harga naik.
Setelah perdagangan klien dieksekusi dan harga bergerak sesuai ekspektasi, broker menjual saham miliknya pada harga lebih tinggi untuk mengunci keuntungan. Pesanan klien memicu reaksi pasar, dan broker yang memanfaatkan informasi orang dalam meraih keuntungan, sementara peserta pasar lain mengalami kerugian.
Contoh nyata front running: investor institusi besar memutuskan membeli satu juta saham Perusahaan X dan menempatkan pesanan melalui broker. Mengetahui pembelian besar ini akan menaikkan harga, broker membeli 10.000 saham Perusahaan X untuk akun pribadinya sebelum mengeksekusi pesanan klien. Setelah pesanan klien dijalankan, harga saham naik seperti yang diperkirakan, dan broker menjual 10.000 sahamnya pada harga lebih tinggi, langsung memperoleh keuntungan.
Contoh ini memperlihatkan secara jelas bagaimana front running memungkinkan orang dalam mendapat keuntungan tidak adil dari pergerakan harga pasar dengan memanfaatkan informasi klien dan bertindak lebih awal. Praktik semacam ini tidak hanya merugikan klien secara langsung, tetapi juga mengancam keadilan pasar secara keseluruhan.
Front running dinyatakan ilegal di banyak yurisdiksi karena alasan-alasan utama berikut:
Pertama, front running mengeksploitasi informasi rahasia. Profesional keuangan berkewajiban untuk bertindak demi kepentingan terbaik klien. Memanfaatkan informasi rahasia untuk keuntungan pribadi merupakan pelanggaran atas tanggung jawab fidusia dan merusak integritas pasar keuangan.
Kedua, front running merusak integritas pasar. Praktik ini memberikan keunggulan tidak adil bagi mereka yang memiliki akses istimewa, sehingga mendistorsi keadilan, efisiensi, dan transparansi pasar.
Terakhir, front running secara langsung merugikan investor. Klien dan peserta pasar lain dapat mengalami kerugian akibat manipulasi harga oleh pelaku front running. Regulator menerapkan aturan dan sanksi ketat untuk memerangi praktik ini.
Dalam perdagangan saham, broker sering memanfaatkan pengetahuan tentang pesanan beli atau jual besar untuk melakukan transaksi pribadi sebelum klien—bentuk front running yang klasik dan sering terjadi. Broker meraih keuntungan dari pergerakan harga setelah mendahului pesanan klien.
Di pasar komoditas atau forex, pelaku yang mengetahui adanya perdagangan besar yang tertunda dapat melakukan front running. Likuiditas dan volatilitas tinggi di pasar tersebut membuat keunggulan informasi sangat berharga.
Dengan meningkatnya volume perdagangan crypto, front running menjadi isu utama, terutama di platform decentralized finance di mana transparansi transaksi blockchain memudahkan pelaku mengidentifikasi dan mengeksploitasi pesanan besar.
Di dunia crypto, front running umumnya melibatkan transaksi blockchain di platform decentralized finance. Praktik ini sangat sering terjadi di decentralized exchanges (DEX) dan automated market maker (AMM), di mana perdagangan diatur smart contract dan dapat dilihat di blockchain sebelum terfinalisasi.
Proses front running terdiri dari tiga langkah utama:
Langkah Satu: Memantau transaksi tertunda. Di blockchain publik seperti Ethereum, Solana, dan BNB Chain, transaksi bisa dilihat sebelum dikonfirmasi. Pelaku jahat atau bot memindai jaringan untuk menemukan pesanan besar yang tertunda.
Langkah Dua: Mengirim transaksi prioritas. Di Ethereum dan BNB Chain, bot dapat membayar gas fee lebih tinggi agar transaksi mereka diprioritaskan. Di Solana, front running sering terjadi melalui priority fee atau validator dengan akses data transaksi istimewa. Dengan membayar lebih mahal, pelaku memastikan transaksi mereka diproses sebelum transaksi target.
Langkah Tiga: Meraih keuntungan dari pergerakan harga. Contohnya, jika transaksi tertunda melibatkan pembelian besar token tertentu, front runner membeli token tersebut pada harga saat ini. Setelah pesanan asli menaikkan harga, front runner menjual dan meraih keuntungan.
Batas slippage menentukan seberapa besar pergerakan harga yang dapat diterima trader agar transaksi tidak gagal. Di pasar dengan likuiditas rendah, batas slippage yang tinggi membuat trader sangat rentan terhadap front running.
Misalnya, pengguna yang membeli token likuiditas rendah di DEX mungkin menetapkan batas slippage tinggi agar transaksi tetap terlaksana. Bot front running dapat mendeteksi hal ini, membayar biaya lebih tinggi untuk membeli semua likuiditas yang tersedia, lalu menjual token dengan harga lebih tinggi. Karena batas slippage memungkinkan harga naik, pengguna membayar lebih mahal tanpa sadar, sementara front runner meraih keuntungan. Semakin besar pesanan dan batas slippage, semakin besar dampak harga yang terjadi.
Bahkan di pasar dengan likuiditas tinggi, slippage yang terlalu besar bisa membuka peluang bagi front running, sehingga bot dapat memanipulasi harga dan meraih keuntungan tidak adil.
Solana, blockchain yang cepat dan skalabel, menghadapi tantangan front running tersendiri—salah satunya akibat Maximum Extractable Value (MEV). MEV adalah keuntungan yang dapat diperoleh validator atau bot dengan memanipulasi urutan transaksi dalam blok. Karena transaksi di Solana bisa terlihat sebelum konfirmasi akhir, praktik front running berbasis MEV sangat mungkin terjadi dan dimanfaatkan pelaku dengan visibilitas tersebut.
Berbeda dengan Ethereum yang memprioritaskan transaksi berdasarkan gas fee, Solana memungkinkan pelaku membayar priority fee agar transaksi mereka diproses lebih dulu. Bot dan validator dapat membayar lebih mahal untuk mendahului, mirip dengan front runner tradisional. Saat pesanan besar terdeteksi, MEV bot segera mengirim pesanan sendiri untuk memanfaatkan perubahan harga yang diperkirakan.
Untuk mengatasi front running berbasis MEV, para pengembang mengembangkan solusi seperti private memory pool, penataan urutan transaksi yang adil, dan lelang MEV untuk mendistribusikan keuntungan secara lebih merata. Kecepatan Solana memang mengurangi beberapa risiko, namun MEV tetap jadi tantangan utama.
Sebagian besar perdagangan crypto terjadi di platform terdesentralisasi, sehingga upaya pencegahan dan penegakan hukum front running menjadi lebih kompleks. Meski demikian, beberapa langkah perlindungan telah tersedia.
Agar terhindar dari front running dalam perdagangan crypto, trader dapat melakukan:
Menurunkan batas slippage untuk memperkecil risiko. Dengan menetapkan batas slippage yang lebih ketat, trader mempersempit rentang harga yang bisa dieksploitasi pelaku.
Menggunakan metode transaksi privat untuk menyembunyikan pesanan dari bot. Ini bisa dilakukan dengan private memory pool atau alat privasi untuk melindungi informasi transaksi.
Memecah pesanan besar menjadi transaksi kecil agar tidak menarik perhatian. Transaksi kecil tidak memicu pergerakan harga signifikan dan cenderung luput dari target front runner.
Memanfaatkan alat perlindungan MEV seperti MEV blocker atau private memory pool. Solusi ini membantu melindungi trader dari front running di berbagai blockchain.
Dengan memahami front running di crypto, trader dapat melindungi asetnya dan meminimalkan kerugian yang tidak perlu.
Front running merupakan pelanggaran serius terhadap etika dan kepercayaan pasar. Baik di pasar keuangan tradisional maupun sektor baru seperti crypto, praktik ini mencederai keadilan dan integritas pasar. Front running memberikan keunggulan tidak adil melalui informasi non-publik, merugikan investor umum, dan melemahkan efisiensi pasar. Dengan memahami mekanisme front running dan menerapkan strategi pencegahan, trader, investor, dan regulator dapat bersama-sama membangun lingkungan perdagangan yang lebih transparan dan adil. Upaya ini membutuhkan kolaborasi antara inovasi teknologi seperti alat perlindungan MEV, pembaruan kebijakan, dan disiplin diri pelaku pasar untuk secara efektif menekan front running dan melindungi hak yang sah.
Front runner adalah pelaku yang mengantisipasi transaksi blockchain dengan memantau mempool dan mengeksekusi perdagangan sebelum pihak lain agar dapat meraih keuntungan. Mereka biasanya membeli sebelum terjadi pesanan besar dan menjual setelahnya, memperoleh selisih harga melalui strategi front running.
Front runner adalah pihak atau organisasi yang paling berpeluang menang atau sukses. Dalam dunia crypto, istilah ini juga digunakan untuk pengguna yang berupaya mendahului transaksi blockchain yang tertunda demi keunggulan perdagangan.
Istilah "front runner" berasal dari dunia pacuan kuda dan mulai populer dalam Bahasa Inggris Amerika pada tahun 1908 untuk merujuk pada kandidat politik terdepan. Istilah ini merupakan metafora bagi pemimpin lomba yang diibaratkan sebagai figur unggul di politik atau pasar.
Dalam crypto, frontrunner adalah peserta yang mendeteksi transaksi tertunda di jaringan dan melakukan perdagangan sendiri terlebih dahulu untuk mendapatkan keunggulan. Praktik ini umum terjadi di blockchain, di mana miner atau validator memprioritaskan transaksi pribadi dengan memanfaatkan akses eksklusif ke mempool.











